KOMPAS.com - Meski pun sebagian besar orang yang terinfeksi Covid-19 dan tidak menunjukkan gejala bisa dirawat di rumah, namun para tenaga medis di dunia berlomba menemukan obat untuk mengobati penyakit ini.
Pada pasien dengan penyakit penyerta, infeksi Covid-19 bisa berakibat fatal. Itu sebabnya ratusan penelitian di berbagai negara dilakukan untuk memastikan apakah pengobatan yang efektif mengatasi Covid-19.
Namun, hingga kini belum ada obat yang benar-benar efektif dalam menangani virus tersebut.
"Seiring waktu, semua dokter belajar banyak tentang penyakit ini, dan kemampuan kita merawat pasien menjadi lebih baik dibanding awal pandemi," kata dokter paru dan perawatan kritis Lokesh Venkateshaiah, MD.
Baca juga: UPDATE 7 Desember: Ada 84.481 Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia
Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan yang pernah dicoba untuk mengatasi virus corona baru.
1. Remdesivir
Remdesivir, obat pertama yang disetujui Food and Drug Administration (FDA) sebagai pengobatan untuk Covid-19 masih dipertanyakan keampuhannya.
Ini adalah obat antivirus yang diberikan melalui infus kepada pasien berusia di atas 12 tahun yang dirawat di rumah sakit karena masalah pernapasan terkait Covid-19.
Remdesivir sering diberikan bersamaan dengan steroid deksametason.
"Pasien rawat inap yang memiliki tingkat saturasi oksigen kurang dari 93 persen atau kebutuhan oksigen tambahan baru adalah mereka yang paling diuntungkan dari pengobatan ini," kata Venkateshaiah.
Pada studi awal, pasien Covid-19 yang memenuhi kriteria dan mendapat remdesivir memiliki waktu rawat inap lebih singkat di rumah sakit, dan ada anggapan obat itu memperkecil kematian. Namun, studi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menunjukkan hasil yang luar biasa.
Baca juga: Satgas: Penyediaan Jutaan Obat Covid-19 di Tanah Air Berjalan Lancar
2. Deksametason (kortikosteroid)
Sebagian kasus Covid-19 disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang bereaksi berlebihan terhadap virus corona, sehingga menyerang jaringan dan sel yang sehat.
Hal itu dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada paru-paru serta organ lainnya.
Para dokter menggunakan obat yang disebut kortikosteroid (termasuk deksametason) untuk membantu meredakan respon tubuh yang berlebihan.