Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/01/2021, 08:15 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Moms

Dengan menghilangkan faktor stres tersebut, kamu mungkin dapat memperbaiki situasi.

Untuk anak yang suka mengisap jempol, kamu bisa memperhatikan kondisi ibu jarinya. Jika terdapat infeksi, cobalah konsultasikan pada dokter.

Baca juga: 3 Kebiasaan Sepele yang Bikin Kerusakan Rambut Makin Parah

2 Beri anak alternatif

Kadang-kadang kebiasaan buruk dilakukan oleh anak sebagai mekanisme mengatasi stres dan kecemasan.

Karena itu, bahkan setelah penyebabnya dihilangkan, kebiasaan itu akan terus ada pada anak. Di sinilah peran orangtua untuk mendampingi diperlukan.

Orangtua bisa menawarkan alternatif untuk anak yang akan membuat mereka sibuk atau teralihkan dari kebiasaan mereka.

Misalnya, kita bisa meminta mereka membantu memasak atau berkebun agar tangan mereka tetap sibuk.

Jika mereka menunjukkan ketertarikan pada aktivitas yang kamu ciptakan, kamu bisa membuat sebuah situasi agar anak tak melakukan kebiasaan buruknya.

Raising Children mengatakan, "Jika anak masih mengisap jari lebih dari tiga tahun, bicarakan dengan dokter tentang menggunakan pendekatan lain, seperti plester yang menempel atau larutan cat. Larutan itu membuat jari terasa menjijikkan.”

Anak-anak sering kali menuruti kebiasaan buruk seperti mencabut bulu hidung atau mencabut rambut karena merasa bosan.

Kamu dapat mencoba membuat mereka sibuk dengan aktivitas yang menyenangkan saat mereka di rumah. Sehingga mereka tak lagi ingat untuk melakukan kebiasaan buruknya lagi.

Baca juga: Ketahuilah, Dampak Buruk Kebiasaan Menggigit Kuku bagi Kesehatan

3. Lihat juga kebiasaanmu

Anak bisa saja melihat dan mengikuti apa yang biasa dilakukan orangtuanya. Pastikan bahwa kamu tak memiliki kebiasaan buruk yang bisa dicontoh oleh anak.

Namun jika anak mengikuti kebiasaan buruk yang juga kamu lakukan, itu bisa menjadi kesempatan yang baik untuk mencoba mengatasi dan menghentikannya bersama-sama.

Anak mungkin merasa lebih termotivasi untuk mengubah kebiasaan itu jika mereka melihat bahwa orangtuanya juga berusaha.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com