Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/01/2021, 06:17 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Maskapai Garuda Indonesia baru saja merayakan hari jadi yang ke-72 pada 26 Januari 2021.

Salah satu hal yang hadir pada momen tersebut adalah ditampilkannya kembali seragam awak kabin edisi spesial yang dirancang oleh desainer Didiet Maulana bersama tim Ikat Indonesia pada 2019.

Desain bertajuk Puspa Nusantara itu dirancang untuk dikenakan oleh pramugari dan pramugara Garuda Indonesia.

"Seragam ini kembali dipakai pada HUT ke-72 kemarin dan mudah-mudahan ada kejutan-kejutan menarik lainnya di depan. Doakan saja," kata Didiet kepada Kompas.com, Selasa (27/01/2021).

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai desain khusus ini, ketahui empat fakta berikut:

1. Menggunakan tenun endek Beli dan lurik Klaten
Koleksi yang digunakan perdana pada penerbangan Jakarta-Denpasar pada Oktober 2019 lalu itu menggunakan kain tenun endek Bali dan kombinasi lurik Klaten.

Menurut Didiet dalam salah satu unggahannya di Instagram, pilihan kain tersebut diambil untuk membuat tampilan seragam sarat akan makna keberagaman.

Pada pramugari, atasan seragam didominasi warna ungu dengan kepak garuda menginspirasi model lengannya, berpadu dengan kerah kartini dan kebaya pendek peranakan.

Untuk membuat koleksi ini, Didiet turut melibatkan para pengrajin di daerah yang jumlahnya mencapai 50 pengrajin.

Baca juga: Cantiknya Pramugari Garuda Indonesia Pakai Rancangan Didiet Maulana

2. Alasan memilih warna ungu
Didiet mengungkapkan, sebetulnya tidak ada alasan spesifik mengapa dirinya memilih warna ungu untuk seragam pramugari Garuda Indonesia ini.

Ia merasa ungu adalah warna yang pas karena memiliki kesan yang elegan dan cocok dengan warna tenun yang dipadukan.

"Ungu memberikan satu kesan yg elegan dan anggun, tetapi juga lembut dan memberikan keteduhan," katanya.

Seragam awak kabin Garuda Indonesia rancangan Didiet Maulana. Desain ini kembali dihadirkan pada perayaan HUT ke-72 Garuda Indonesia, Selasa (26/01/2021).DOK IKAT INDONESIA Seragam awak kabin Garuda Indonesia rancangan Didiet Maulana. Desain ini kembali dihadirkan pada perayaan HUT ke-72 Garuda Indonesia, Selasa (26/01/2021).
3. Dirancang dengan konsep khusus
Proses desain seragam awak kabin ini tentu berbeda dengan proses desain busana lainnya.

Seragam ini telah melalui sejumlah riset dan trial-error di lapangan agar hasilnya bisa mendukung aktivitas kerja para awak kabin.

"Merancang untuk cabin crew kan keamanan memang nomor satu, jangan sampai konsep desain membuat apabila ada sesuatu yang emergency jadi menghalangi," tuturnya.

Dalam sebuah keterangan foto di Instagramnya, desainer kelahiran 18 Januari 1981 itu mengungkapkan bahwa konsep desain seragam tak hanya mengutamakan keamanan dan keselamatan, tetapi juga memberi sentuhan estetika yang terinspirasi dari kekayaan negeri.

Baca juga: Cerita Bos Garuda Indonesia Ajak Didiet Maulana Rancang Baju Pramugari

4. Terdapat detail desain Eropa
Desain seragam pramugara rancangan Didiet didominasi warna biru gelap, memberikan nuansa tegas yang tetap terasa hangat.

Meski desain ini terinspirasi dari Beskap Langenharjan yang dilihatnya di Mangkunegaran, namun ternyata desain ini juga memiliki sedikit sentuhan bernuansa Eropa.

Kantong saputangan dari seragam ini terdiri dari kombinasi lurik beberapa daerah, menjadi aksen yang sederhana namun begitu tegas.

Sementara saputangan leher terinpspirasi dari cravat atau dasi yang sering dikenakan oleh para pria di Eropa.

"Memasukkan style internasional kepada desain ini," ungkap Didiet.

Seragam awak kabin Garuda Indonesia rancangan Didiet Maulana. Desain ini kembali dihadirkan pada perayaan HUT ke-72 Garuda Indonesia, Selasa (26/01/2021).DOK IKAT INDONESIA Seragam awak kabin Garuda Indonesia rancangan Didiet Maulana. Desain ini kembali dihadirkan pada perayaan HUT ke-72 Garuda Indonesia, Selasa (26/01/2021).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com