Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami Dampak Buruk Menerapkan Pola Makan Fruitarian

Kompas.com - 18/03/2021, 06:06 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengubah pola makan menjadi fruitarian atau hanya mengonsumsi buah-buahan mungkin dianggap sebagai langkah yang baik dan menyehatkan jika ingin melakukan diet.

Namun, menurut ahli diet Kate Patton, MEd, RD, CSSD, LD, pola makan fruitarian adalah salah satu diet paling ketat dan jarang sekali direkomendasikan, terutama bagi orang-orang yang mau menurunkan berat badan.

"Diet fruitarian memiliki risiko malnutrisi yang besar," terangnya.

"Maka dari itu, pola makan ini biasanya tidak direkomendasikan oleh ahli diet karena bukan bagian dari rencana makan yang seimbang," sambung dia.

Banyak orang cenderung berpikir, dengan mengonsumsi buah-buahan saja dapat membuat perubahan yang besar dalam proses diet mereka.

Tetapi karena faktor pembatasan dan kekurangan gizi, pola makan fruitarian ini agak menurun popularitasnya selama bertahun-tahun.

Baca juga: 11 Macam Buah yang Bantu Turunkan Berat Badan

Menurunkan berat badan

Buah-buahan mengandung gula alami dalam bentuk fruktosa dan banyak vitamin seperti antioksidan, vitamin C, serta beta-karoten.

Beberapa penelitian bahkan menunjukkan buah-buahan dapat mengurangi risiko kanker dan penyakit kronis lainnya.

Jadi secara umum, makan buah (dalam jumlah sedang) itu sehat dan sering kali disarankan untuk meningkatkan asupan buah utuh saat kita ingin mengubah pola makan yang lebih sehat.

Selain itu, buah-buahan menjadi tambahan yang bagus untuk makanan sebagai pemanis alami dan merupakan camilan yang baik untuk dinikmati daripada keripik atau kue.

Meski begitu, pada umumnya orang-orang harus menjaga asupan buah mereka tidak lebih dari 25-30 persen dari menu untuk menghindari ketidakseimbangan nutrisi.

Pendekatan diet yang lebih baik untuk menjadi fruitarian adalah diet mediterania atau diet pescatarian yaitu diet vegetarian yang mencakup ikan.

Keduanya memiliki pola makan buah dan sayuran bersama dengan makanan nabati lainnya seperti kacang-kacangan, biji-bijian, polong-polongan, dan minyak nabati. Diet tersebut juga membatasi susu dan gula.

"Kita mungkin dapat menurunkan berat badan dengan menjadi fruitarian, tetapi saya tidak menganggap ini sehat karena kita akan kehilangan otot," ujar Patton.

Sebaliknya, ahli diet selalu merekomendasikan untuk memilih gaya makan atau diet yang dapat dipertahankan dalam jangka panjang.

Baca juga: Perlukah Membatasi Konsumsi Buah-Buahan dalam Sehari?

Pola makan fruitarian tidak dianjurkan

Ilustrasi menyantap buahGeorgeRudy Ilustrasi menyantap buah
Pola makan dengan hanya mengonsumsi buah-buahan saja bisa sangat membatasi dan dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan, di antaranya:

Penambahan berat badan

Buah-buahan kaya akan gula alami. Meskipun ada beberapa orang yang bisa menurunkan berat badan dengan diet fruitarian, makan buah dalam porsi besar sebenarnya membuat beberapa orang berisiko mengalami kenaikan berat badan.

Diabetes

Bagi penderita diabetes atau pra-diabetes, menjadi fruitarian bisa berbahaya.

Buah-buahan mengandung begitu banyak gula alami sehingga makan terlalu banyak dapat berdampak negatif pada kadar gula darah.

Pola makan yang hanya mengandalkan buah-buahan juga bisa berbahaya bagi penderita gangguan pankreas dan ginjal.

Kerusakan gigi

Kandungan gula yang tinggi pada buah dapat membuat kita berisiko tinggi mengalami kerusakan gigi.

Misalnya saja buah apel yang berpotensi menjadi korosif seperti permen atau soda.

Beberapa buah seperti jeruk juga memiliki rasa yang sangat asam, sehingga dapat mengikis enamel gigi.

Baca juga: Nanas hingga Kismis, Ini 10 Buah yang Mengandung Karbohidrat

Kekurangan nutrisi

Mengadopsi pola makan hanya mengonsumsi buah sering kali membuat kita kekurangan kadar vitamin B12, kalsium, vitamin D, yodium, dan asam lemak omega-3.

Hal tersebut dapat menyebabkan anemia, kelelahan, kelesuan, dan disfungsi sistem kekebalan tubuh.

Kalsium yang rendah juga bisa menyebabkan osteoporosis.

Sementara, suplemen nutrisi yang memenuhi kekurangan tersebut dianggap terlarang dalam diet fruitarian karena dibuat dari sumber makanan seperti kultur susu atau protein kedelai.

Inilah yang kemudian membuat malnutrisi pada orang-orang yang mengubah pola makan fruitarian menjadi sangat umum.

Mengidam

Membatasi pola makan hanya pada buah-buahan dapat menyebabkan mengidam, obsesi berlebihan terhadap makanan, dan gangguan makan.

Mode kelaparan

Menjadi fruitarian ternyata mengurangi vitamin, lemak, dan protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Sehingga mendorong tubuh pada mode kelaparan.

Jika tubuh kita merasa lapar, metabolisme juga akan melambat dalam upaya menghemat energi untuk fungsi-fungsi vital.

Berkonsultasi dengan dokter

Oleh sebab itu, Patton merekomendasikan agar kita berkonsultasi dengan dokter atau ahli diet terlebih dulu sebelum memulai program diet atau menambahkan nutrisi baru ke dalam pola makan.

Supaya kita dapat bersama-sama membahas tujuan dan gaya hidup, serta menyusun rencana makan yang kemungkinan besar harus kita patuhi dalam jangka panjang.

Baca juga: 9 Buah-buahan Terbaik untuk Membantu Menurunkan Berat Badan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com