Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, Diperbarui 28/11/2022, 10:31 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Menshealth

KOMPAS.com - Seiring bertambahnya usia, rambut akan berubah. Rambut putih mendominasi, bahkan tak lagi terlihat warna hitam.

Ya, perbicangan tentang rambut putih belakangaan kembali mengemuka, setelah Presiden Joko Widodo dalam sebuah kesempatan akhir pekan lalu menuturkan ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyat.

Pada kesempatan itu, Jokowi menyebut, selain keriput di wajah, ciri pemimpin yang dia maksud adalah berambut putih.

Baca juga: Usai Jokowi Sebut Ciri Pemimpin yang Pikirkan Rakyat, Ridwan Kamil Unggah Foto Rambut Putih, Ganjar Ganti Warna Jadi Hitam

Sesungguhnya, rambut putih muncul di saat folikel rambut tidak lagi menghasilkan melanin dan ini hal yang wajar.

Melanin, pigmen cokelat, hitam atau kuning dan merah yang mewarnai kulit dan mata, juga menentukan rona rambut.

"Jumlah dan kombinasi melanin menentukan warna rambut," kata dokter kulit Wilma Bergfeld, MD.

Namun, beberapa ilmuwan memiliki pendapat berbeda.

Melanin kemungkinan sudah berevolusi untuk membantu agar seseorang terlihat lebih menonjol daripada orang lain, serta untuk menarik perhatian lawan jenis.

Juga, melanin berfungsi mengatur suhu tubuh dengan menyerap atau memantulkan sinar matahari.

Baca juga: Gray Blending, Tren Warna Rambut yang Mirip Uban

Penyebab rambut beruban

Rambut beruban sebenarnya merupakan kondisi berkurangnya melanin pada rambut, sedangkan rambut yang berwarna putih adalah rambut yang kekurangan melanin.

Pada beberapa kasus, kondisi rambut yang berubah warna terjadi akibat penurunan jumlah sel induk yang menjadi sel penghasil melanin secara bertahap.

Ilmuwan tidak mengetahui pasti alasan rambut seseorang bisa beruban. Ada kemungkinan sel aus, rusak, atau kehilangan sistem pendukung yang dimaksudkan untuk membuat melanin bekerja.

Gen juga merupakan salah satu faktor yang memengaruhi produksi melanin.

Baca juga: Fakta Soal Uban, Apa Sajakah Penyebabnya?

Tidak dapat dicegah

Para ilmuwan yang bereksperimen dengan tikus menunjukkan bahwa tiga gen spesifik dapat membantu mempertahankan jumlah sel penghasil melanin yang stabil.

Dengan begitu diharapkan warna rambut tak akan memutih.

Dengan memanipulasi gen, para peneliti mencegah atau mengurangi uban pada tikus.

Tetapi percobaan ini tidak dilakukan terhadap manusia, dan tidak ada produk untuk mencegah uban yang tersedia saat ini.

Stres tidak mengubah warna rambut secara tiba-tiba

Sebuah catatan sejarah menyebutkan, rambut negarawan Inggris Sir Thomas More yang dipenjara dan ratu Perancis Marie Antoinette berubah menjadi putih dalam waktu semalam sebelum dieksekusi.

Namun ahli kulit mengatakan, kemungkinan penyebabnya adalah pewarna rambut berbasis nabati atau mineral kedua tokoh tersebut hilang.

Baca juga: 4 Cara Atasi Uban Tanpa Merusak Kulit Kepala

Dugaan lain, Thomas More dan Marie Antoinette menderita alopecia areata, penyakit autoimun yang bisa dipicu stres dan menyebabkan rambut berpigmen cepat rontok, tetapi tidak menyebabkan rambut menjadi putih.

Rambut beruban bisa disebabkan oleh stres

Para peneliti yang meneliti rambut beruban telah menemukan bukti adanya radikal bebas yang disebabkan oleh stres, merokok, peradangan atau paparan radiasi.

Peneliti menyebutkan, semua hal tersebut bertanggung jawab dalam kehancuran sel induk melanosit penghasil pigmen. Namun tidak ada bukti pasti.

Kebiasaan merokok dapat memicu rambut beruban

Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2013 menemukan perokok rata-rata memiliki rambut beruban tiga tahun lebih awal daripada orang yang tidak merokok.

Ilmuwan menduga, merokok menyebabkan perubahan kimiawi yang merusak sel penghasil melanin tubuh.

Baca juga: Memahami Penyebab Rambut Rontok dan Cara Mengatasinya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau