Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manusia Makan Karbohidrat Sejak Ratusan Ribu Tahun Lalu untuk Otak

Kompas.com - 13/05/2021, 18:15 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Manusia ternyata sudah sejak lama mengonsumsi karbohidrat dan sebuah studi baru menemukan bahwa makanan ini mungkin benar-benar berperan dalam pertumbuhan otak manusia.

Berdasarkan satu studi baru yang meneliti sejarah mikrobioma mulut manusia, ditemukan bahwa manusia purba telah mengonsumsi karbohidrat sejak 100.000 tahun yang lalu.

"Kami melihat bukti dari perilaku yang sangat kuno yang mungkin merupakan bagian dari ensefalisasi atau pertumbuhan otak manusia," kata peneliti dari Harvard University, Christina Warinner.

"Ini adalah bukti dari sumber makanan baru yang dapat dimanfaatkan oleh manusia purba dalam bentuk akar, sayuran bertepung, dan biji-bijian," lanjut dia.

Baca juga: Bersihkan Gigi jadi Keseharian Manusia Purba Neanderthal, Ini Buktinya

Mikrobioma mulut adalah komunitas mikroorganisme di mulut yang membantu melindungi kita dari penyakit dan meningkatkan kesehatan.

Penemuan ini merupakan bagian dari studi selama tujuh tahun yang melibatkan kolaborasi lebih dari 50 ilmuwan internasional.

Mereka merekonstruksi mikrobioma oral spesies Neanderthal, primata, dan manusia, termasuk Neanderthal berusia 100.000 tahun yang diyakini sebagai mikrobioma oral tertua yang pernah diurutkan.

Para ilmuwan menganalisis plak gigi fosil manusia modern dan Neanderthal, kemudian membandingkannya dengan simpanse dan gorila, kerabat primata terdekat manusia dan monyet.

Miliaran fragmen DNA yang diawetkan dalam fosil plak dianalisis secara genetik untuk merekonstruksi genomnya.

Baca juga: Waspadai 6 Efek Berbahaya Diet Tanpa Karbohidrat

Para peneliti terkejut menemukan strain bakteri mulut yang secara khusus diadaptasi untuk memecah pati.

Bakteri ini, dari genus Streptococcus, yang memiliki kemampuan unik untuk menangkap enzim pencerna pati dari air liur manusia dan memberi makan sendiri.

Mesin genetik yang mereka gunakan untuk melakukan ini hanya aktif jika pati merupakan bagian dari makanan biasa.

Neanderthal dan manusia purba memiliki strain yang telah beradaptasi dengan pati ini di plak gigi mereka, tetapi sebagian besar primata hampir tidak memilikinya.

"Tampaknya menjadi sifat evolusi yang sangat spesifik manusia bahwa Streptococcus kita memperoleh kemampuan untuk melakukan ini," terang Warinner.

Baca juga: Belum Tentu karena Makanan, Ini 5 Penyebab Bau Mulut

Otak butuh glukosa

Halaman:
Sumber WebMD
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com