KOMPAS.com - Tahu, bersama dengan tempe, merupakan sumber protein nabati yang sudah jadi lauk sehari-hari masyarakat Indonesia. Walau sering dianggap makanan "biasa" sebenarnya tahu memiliki nutrisi yang luar biasa.
“Tahu adalah pilihan protein nabati yang luar biasa untuk semua orang,” ungkap Desiree Nielsen, RD, penulis Eat More Plants: Over 100 Anti-Inflammatory, Plant-Based Recipes for Vibrant Living.
Tahu merupakan alternatif yang pas untuk makanan sehat, karena pembuatannya pun tidak terlalu banyak melewati proses yang berlebihan.
Baca juga: Pahami, 3 Cara Diet Nabati Turunkan Berat Badan dengan Sehat
Berikut ini adalah sejumlah manfaat tahu yang perlu diketahui:
1. Tahu mengandung banyak nutrisi
Dalam setengah cangkir tahu mengandung:
Tahu juga mengandung protein nabati yang lengkap, Isoflavon, dan kalsium.
Baca juga: 5 Manfaat Makan Tempe untuk Kesehatan, Sudah Tahu?
Sharon Palmer, RDN, ahli gizi ahli diet terdaftar yang berspesialisasi dalam nutrisi nabati dan hidup berkelanjutan yang mengatakan bahwa tahu memiliki kualitas protein tertinggi di antara protein nabati.
"Sama seperti daging, ikan, unggas, telur, dan produk susu, tahu mengandung semua asam amino yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi pasokan proteinnya sendiri."
Ginger Hultin, RDN, ahli gizi ahli diet berlisensi di Seattle mengungkapkan bahwa kedelai dalam tahu mengandung isoflavon yang merupakan antioksidan atau senyawa yang dapat mengurangi peradangan pada tubuh.
Selain protein nabati yang lengkap dan isoflavon, tahu juga mengandung kalsium yang baik untuk tubuh.
Baca juga: Buah Naga: Kandungan Nutrisi, Manfaat, dan Cara Pengolahannya
“Tergantung pada jenis koagulan yang digunakan untuk membuat tahu, mungkin mengandung sebanyak 30 persen dari RDA untuk kalsium,” kata Alex Caspero, RD, ahli diet terdaftar dan plant-based koki di St. Louis, Missouri.
2. Tahu menyehatkan jantung
Caspero mengatakan bahwa ada alasan American Heart Association merekomendasikan konsumsi makanan kedelai seperti tahu. Ini dikarenakan kedelai dapat menurunkan kolesterol total dan kolesterol jahat.
Rekomendasi tersebut juga didukung oleh sebuah riset Circulation tahun 2020 terhadap 289.900 orang.
Baca juga: Kiat Menyiasati agar Kolesterol Tak Naik Saat Lebaran