Bau dan gejala yang menyertainya dapat timbul karena infeksi serius seperti gonore, trikomoniasis, atau klamidia.
Vaginosis bakterial atau ketidakseimbangan berbagai jenis bakteri yang ditemukan di vagina juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan bau.
Jika kita memiliki masalah ini, dokter akan meresepkan antibiotik yang secara selektif hanya memengaruhi bakteri anaerob (bakteri yang hidup tanpa oksigen) dan membiarkan bakteri sehat tetap utuh.
Di sisi lain, benda asing seperti tampon, kondom, atau tisu toilet terkadang bisa tersangkut di vagina dan menyebabkan bau atau keputihan.
Untuk melepaskannya sendiri, rilekskan otot panggul dan coba pegang objek dengan lembut.
Kekurangan estrogen karena kita sudah melewati masa menopause juga bisa menjadi penyebab kita mengalami bau pada vagina.
"Bagi perempuan yang masih muda dan belum memulai menstruasi namun memiliki bau, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum mencoba mengobatinya dengan obat yang dijual bebas," saran Gumucio.
Baca juga: Tidak Ada Bentuk Vagina yang Ideal, Apa Alasannya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.