Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/06/2021, 15:03 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Individu yang terkonfirmasi positif Covid-19 tetapi hanya memiliki gejala ringan atau bahkan sangat ringan umumnya dapat melakukan isolasi mandiri.

Jika sarana dan prasarana memungkinkan, individu tersebut bisa melakukan isolasi mandiri di rumah.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, pedoman terbaru Covid-19 Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa isolasi mandiri dilakukan minimal selama 10 hari.

"Dalam panduan Kementerian Kesehatan, isolasi mandiri dilakukan minimal selama 10 hari, ditambah tiga hari," ungkapnya dalam Live Instagram Radio Kesehatan yang bertajuk "Tata Cara Isolasi Mandiri yang Tepat", Senin (21/6/2021).

Lalu, perlukah tes PCR ulang setelah melakukan isolasi mandiri?

Reisa menjelaskan, pada awal masa pandemi kita memang dianjurkan untuk melakukan tes kembali di akhir periode isolasi mandiri untuk memastikan tubuh kita sudah bebas dari virus.

Baca juga: Sembuh dari Covid-19, Kesakitan Belum Tentu Usai...

Namun, diketahui bahwa PCR ternyata tidak bisa membedakan antara virus aktif yang sedang menginfeksi dengan virus yang inaktif atau tinggal sisa-sisa partikel virus saja.

Padahal, partikel virus bisa bertahan bahkan hingga berbulan-bulan setelah individu tersebut dinyatakan sembuh.

Oleh karena itu, tes PCR kini tak perlu digunakan lagi ketika seseorang sudah selesai menjalani isolasi mandiri.

"Makanya, tidak lagi digunakan PCR sebagai penentu kesembuhan, tapi PCR digunakan sebagai penentu diagnosis konfirmasi penyakit," tuturnya.

Baca juga: Sering Dikira Sama, Pahami Perbedaan Karantina dan Isolasi Mandiri

Banyak orang yang salah menghitung periode isolasi mandiri. Oleh karena itu, Reisa menyarankan agar bertanya kepada tenaga medis untuk mengetahui kapan waktu yang tepat mengakhiri isolasi mandiri.

Hindari mengambil keputusan sendiri. Mengakhiri pengobatan ketika kondisi tubuh sebetulnya masih memerlukannya sangatlah berbahaya.

"Tidak perlu PCR ulang untuk menyatakan sembuh, tapi yang menyatakan treatment-nya selesai tidak bisa dari diri sendiri, melainkan keputusan faskes atau tenaga medis yang merawat," ucap dia.

Terlebih lagi, saat ini dikenal istilah "long covid" atau gejala yang tersisa setelah pulih.

Tak jarang, pasien Covid-19 yang sudah pulih merasakan kondisi tubuhnya justru lebih tidak nyaman ketika merasakan long covid ketimbang saat masih positif Covid-19.

"Jadi harus hati-hati karena kondisi setiap orang yang terinfeksi bisa berbeda-beda," tutur Reisa.

Baca juga: Dokter Reisa Ingatkan 5 Hal Penting soal Isolasi Mandiri Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com