KOMPAS.com - Ketika mencuci pakaian, kita mungkin lebih senang menggunakan banyak detergen dengan harapan pakaian yang dicuci menjadi lebih bersih, apalagi di masa pandemi.
Padahal, menggunakan detergen berlebihan justru memberikan dampak negatif, baik terhadap pakaian maupun mesin cuci.
Adapun masalah yang ditimbulkan dari penggunaan detergen terlalu banyak, seperti noda atau residu pada pakaian, bau dari sisa residu tertinggal di mesin cuci, atau air di mesin cuci tidak bisa mengalir dengan baik.
Selain itu, pakaian menjadi lebih basah dan mudah aus, serta kinerja pompa dan motor di mesin cuci terhambat, sehingga mesin cuci bekerja lebih keras untuk mencuci pakaian.
Baca juga: 8 Cara Menghemat Air Saat Mencuci Pakaian
Tiga faktor
Untuk mengetahui detergen yang digunakan saat mencuci tidak terlalu banyak, kita perlu memahami tiga faktor yang menentukan kinerja pembersihan cucian.
Hal tersebut diungkapkan pakar binatu Mary Gagliardi, ilmuwan di The Clorox Company.
Ketiga faktor itu adalah energi panas (suhu air), energi mekanik (pengadukan), dan energi kimia (dari detergen dan aditif cucian).
"Faktor-faktor ini bekerja sama untuk memberikan pembersihan yang luar biasa," kata Gagliardi.
Menurut dia, sebaiknya kita mengoptimalkan suhu dengan memilih air bersuhu panas. Sebab, semakin panas airnya, semakin baik pembersihannya.
Baca juga: 4 Kesalahan Kecil saat Mencuci yang Merusak Pakaian
"Optimalkan energi mekanik dengan meningkatkan pengadukan (siklus berat versus siklus halus), dengan meningkatkan waktu pengadukan, dan menambahkan bilas ekstra."
"Optimalkan energi kimia dengan menggunakan jumlah detergen yang tepat, dan menambahkan aditif cucian sesuai untuk jumlah pakaian yang dicuci," jelasnya.
Kenali pula cara kerja bahan-bahan di dalam detergen yang digunakan saat mencuci pakaian.
Gagliardi menjelaskan, detergen yang baik memiliki agen pembangun, agen surfaktan, dan agen anti-redeposisi.
Semua agen tersebut bekerja untuk melunakkan air (membersihkan zat kapur dari air), sehingga detergen bisa menghilangkan noda atau kotoran di air cucian.
Detergen juga berfungsi menjaga agar kotoran tidak kembali menempel atau mengendap pada pakaian.
Baca juga: WFH Bikin Ukuran Pakaian Berubah, Apa yang Harus Dilakukan?
Selain itu, detergen harus memiliki enzim yang memecah noda protein untuk memudahkan agen pembersih menghilangkan kotoran.
Bahan lain yang tidak kalah penting adalah agen pemutih fluoresens, karena fluoresens (zat yang menyerap sinar atau radiasi elektromagnet) bisa mengendap pada kain dan sulit dilihat.
Bergantung pada jenis mesin cuci yang digunakan, sebaiknya kita menentukan berapa banyak detergen yang akan dituangkan ke dalam mesin cuci.
Untuk lebih mudahnya, cek petunjuk pada wadah detergen mengenai takaran yang tepat sesuai dengan banyak sedikitnya cucian.
Baca juga: Apakah Hairspray Dapat Hilangkan Noda Tinta pada Pakaian?
Setelah mengetahui ukuran standar detergen yang dibutuhkan dalam satu kali pencucian, barulah kita bisa menambahkan lebih banyak detergen jika jumlah cucian lebih banyak.
Jika kita sudah mengikuti petunjuk pada kemasan detergen, tetapi mendapati adanya busa dalam jumlah banyak di siklus pencucian, bisa jadi detergen yang kita gunakan masih terlalu banyak.
"Menuangkan detergen langsung dari botol ke dalam mesin cuci tanpa pengukuran adalah cara yang baik untuk memastikan apakah Anda memasukkan detergen terlalu banyak atau terlalu sedikit."
Baca juga: Pakaian yang Sebaiknya Dicuci Terpisah dari Pakaian Lainnya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.