Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernikahan Tidak Bahagia Bikin Lelaki Umur Pendek, Benarkah?

Kompas.com - 12/07/2021, 15:51 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber WebMD

"Ketika kita merasa hubungan interpersonal kita baik, kita merasa bahagia dan terlibat dalam perilaku yang sehat," ujar Brittany LeMonda,  Neuropsikolog senior di Lenox Hill Hospital di New York, AS.

"Sebaliknya, ketika kita merasa tidak nyaman dengan orang-orang di sekitar kita, kita cenderung terlibat dalam perilaku yang kurang ideal, serta menderita gangguan kecemasan dan gangguan tidur," tambah dia.

Dalam penelitian ini, Lev-Ari dan rekan-rekannya merekrut hampir 9.000 pegawai negeri sipil Israel dan pekerja kota yang akan dinilai pola kesahatan dan perilakunya secara ekstensif.

Lalu, tim peneliti melacak kesehatan pria-pria tersebut selama 32 tahun. Ya, -tidak main-main, selama 32 tahun.

Baca juga: Makin Banyak Anak, Para Ibu Merasa Kepuasan Pernikahan Turun

"Hasilnya, sama dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa sebuah hubungan pernikahan yang tidak bahagia dapat membawa kerugian pada umur suami dan istri," kata Lev-Ari.

Lev-Ari mengungkapkan, sebuah penelitian dalam jurnal Psychological Science pada 2019 silam menemukan, bahagia bersama pasangan dapat menurunkan risiko kematian sebesar 13 persen atau lebih selama delapan tahun masa tindak lanjut.

"Studi menunjukkan, mendidik dan melatih pasangan muda tentang teknik psikologi positif, keterampilan komunikasi, dan strategi mengasuh anak mungkin bermanfaat."

"Keterampilan itu berguna untuk mengembangkan ketahanan keluarga dan meningkatkan kepuasan pernikahan," kata Lev-Ari lagi.

"Teknik-teknik ini mungkin berguna diimplementasikan sebagai bagian dari strategi promosi kesehatan yang dirancang untuk masyarakat umum," tambah dia.

LeMonda yang meski tak berperan dalam penelitian ini juga memberi pendapat, orang tua umumnya dikaitkan dengan umur panjang.

Baca juga: 4 Tips Berjalan Kaki Lebih Cepat demi Umur Panjang

 "Ada kemungkinan bahwa mereka yang berada dalam pernikahan yang tidak sehat cenderung tidak memiliki anak."

"Atau, mereka mungkin berada dalam situasi yang membuat tingkat stres mereka lebih tinggi dibandingkan stres karena anak," kata dia.

"Penelitian ini menyoroti pentingnya hubungan yang sehat dan kebutuhan kita akan dukungan sosial yang kuat dan perasaan terhubung dengan orang yang kita cintai," ungkap LeMonda.

Penelitian baru ini juga telah diterbitkan di Journal of Clinical Medicine.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com