Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Bra "Jadul" Gadis Victoria's Secret, Bridget Malcolm

Kompas.com - 13/07/2021, 16:06 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Kritik

Seruan itu ternyata sebuah kritik yang dia tujukan kepada VIctoria's Secret.

Performative allyship atau persekutuan performatif dilandaskan pada gagasan pemuasan diri individu, dan tidak melihat tanggung jawab individu tersebut dalam suatu komunitas.

Sederhananya, performative allyship adalah upaya untuk membuktikan bahwa seorang individu tidak rasis, menciptakan persepsi kepada orang lain, dan lalu menjadi tren.

Jurubicara Victoria's Secret lantas menanggapi kritikan yang dilontarkan Malcolm tadi.

"Ada tim kepemimpinan baru di Victoria's Secret yang berkomitmen penuh untuk melakukan transformasi berkelanjutan dalam merek ini."

"Tim tersebut fokus menciptakan lingkungan yang inklusif bagi rekanan, pelanggan, dan mitra kami."

"Hal itu penting untuk merayakan, mengangkat, dan menjadikan semua wanita nomor satu," kilah Jurubicara itu.

Baca juga: Mengenang 5 Bidadari Victorias Secret Paling Ikonik

Awal bulan ini, Victoria's Secret mengumumkan perombakan merek secara menyeluruh lewat dua inisiatif baru.

Inisiatif yang diusung peritel pakaian dalam Amerika Serikat itu adalah "the VS Collective" dan "the Victoria's Secret Global Fund for Women's Cancers".

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Victoria's Secret (@victoriassecret)

Dalam keterangan pers, Victoria's Secret menyebutkan the VS Collective melibatkan Priyanka Chopra, Megan Rapinoe, dan sederet wanita berprestasi lain.

Para perempuan itu dinilai memiliki hasrat yang sama untuk mendorong perubahan positif.

Perombakan ini terjadi hampir dua tahun pasca gelaran Victoria's Secret Angel ditiadakan, dan gelaran fashion show pada November 2019 dibatalkan.

Sebelumnya, Victoria's Secret mendapat kritikan, karena tak pernah tidak merangkul model dari berbagai ukuran tubuh dan latar belakang.

Lalu, pada Agustus 2019, lebih dari 100 model menandatangani petisi terbuka yang ditulis untuk CEO Victoria's Secret John Mehas.

Baca juga: Komentar Tyra Banks Soal Berakhirnya Era Victorias Secret Angel

Isi petisi itu adalah meminta Victoria's Secret agar melindungi model dari kekerasan seksual.

Sebanyak 100 model tersebut juga menuliskan surat lain yang ditujukan kepada Mehas, yang menuding adanya budaya kebencian dan pelecahan wanita di dalam Victoria's Secret.

Mehas lantas mengundurkan diri dari jabatan di bulan November 2020. Posisinya lalu digantikan oleh Martin Waters.

Seperti dilaporkan the New York Times, pada bulan Februari 2020, Ed Razek diduga melakukan pelecehan seksual, intimidasi, dan menciptakan budaya misogini -kebencian terhadap wanita secara ekstrem.

Namun, -tentu saja, Razek membantah tudingan tersebut kala itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com