Video itu juga memerlihatkan kondisi di mana, Malcolm tersenyum di belakang panggung acara peragaan busana Victoria's Secret 2016.
Namun, menurut Malcolm, di balik senyuman itu ada hati yang pilu dan tersakiti.
"Lihatlah seberapa besar ukuran bra itu pada tubuh saya," ucap model yang kini berusia 29 tahun tersebut.
Baca juga: 5 Faktor Penyebab Victorias Secret Kini Kurang Diminati Wanita
"Kesedihan pada pertunjukan tahun 2016 sudah menghancurkan hati saya," sebut dia.
"Performative allyship Victoria's Secret adalah lelucon," sambung Malcolm.
Seruan itu ternyata sebuah kritik yang dia tujukan kepada VIctoria's Secret.
Performative allyship atau persekutuan performatif dilandaskan pada gagasan pemuasan diri individu, dan tidak melihat tanggung jawab individu tersebut dalam suatu komunitas.
Sederhananya, performative allyship adalah upaya untuk membuktikan bahwa seorang individu tidak rasis, menciptakan persepsi kepada orang lain, dan lalu menjadi tren.
Jurubicara Victoria's Secret lantas menanggapi kritikan yang dilontarkan Malcolm tadi.
"Ada tim kepemimpinan baru di Victoria's Secret yang berkomitmen penuh untuk melakukan transformasi berkelanjutan dalam merek ini."
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.