Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perhatikan, Tips Perbaiki Kondisi "Skinny Fat" demi Kesehatan

Kompas.com - 09/08/2021, 17:31 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memiliki badan kurus kerap kali dipandang sebagai indikator tubuh yang sehat.

Padahal, orang bertubuh kurus belum tentu memiliki kondisi kesehatan yang baik, jika pola hidupnya tidak sehat, apalagi jarang berolahraga.

Kondisi tubuh orang seperti itu dinamakan skinny fat. Berat badannya normal, namun ia memiliki banyak lemak tersembunyi di tubuh -di sisi pinggang misalnya.

Nah, jika dilihat dari luar, orang dengan kondisi skinny fat tampak sehat-sehat saja.

Baca juga: 4 Kebiasaan Makan Malam yang Berdampak Buruk pada Lingkar Pinggang

Namun faktanya, banyak bahaya yang mengintai seseorang dengan kondisi skinny fat.

Sudah banyak dipahami, persentase lemak tubuh yang tinggi dikaitkan dengan risiko berbagai penyakit, seperti diabetes tipe-2, kanker, penyakit jantung, penyakit hati, dan lainnya.

Kondisi ini sebenarnya bisa diatasi jika kita bersungguh-sungguh mengubah pola hidup dengan rajin berolahraga.

Dalam video yang diunggah di kanal YouTube Athlean-X, pelatih kebugaran Jeff Cavaliere CSCS membagikan cara membangun otot dan mengubah bentuk tubuh skinny fat.

Cara terbaik untuk menghilangkan skinny fat adalah membakar lemak, dan menyisakan bagian kurus di tubuh.

"Pada dasarnya orang kurus tidak memiliki lemak otot," kata Cavaliere.

"Mereka tidak memiliki perkembangan otot," sambung dia.

Orang bertubuh skinny fat bisa membuat perubahan dalam waktu cepat dengan mengikuti dua cara sederhana.

Pertama, membuat rencana latihan yang konsisten. Dan berikutnya, mengonsumsi kalori lebih sedikit dari biasanya.

"Kita bisa membangun otot, dan di saat yang sama kehilangan lemak karena defisit kalori, asalkan asupan protein tetap tinggi," ujar Cavaliere.

Ia menyarankan untuk mengecek apa yang kita makan selama beberapa hari, dan membatasi karbohidrat saat makan. Sebagai gantinya, tambahkan asupan protein.

Setelah menyesuaikan pola makan dengan mengurangi karbohidrat, kita harus berkomitmen pada rencana latihan progresif.

"Kita harus fokus untuk membangun kekuatan dasar dengan latihan yang melibatkan beberapa kelompok sendi dan otot," ungkap Cavaliere.

Ia mencontohkan latihan seperti squat, deadlift, dan bench press. "Beberapa latihan itu mungkin akan terasa sedikit menakutkan bagi kita," lanjut dia.

Baca juga: Lingkar Pinggang Lebih 10 cm Saja Bisa Meningkatkan Risiko Kanker

"Kita mungkin menghindari semua latihan tersebut, tetapi itu adalah kesalahan," cetus dia.

Compound lift atau latihan yang melibatkan banyak sendi tidak mudah dilakukan.

"Semakin kompleks latihannya, semakin rumit untuk melakukannya," papar Cavaliere.

"Kita memiliki banyak otot berbeda yang bekerja sinkron, harus menggerakkan tubuh yang sering tidak terkoordinasi melalui banyak sendi ini."

"Terkadang kita keliru saat menerapkan latihan compound itu, tetapi kita tidak boleh menghindari latihan tersebut sama sekali," ujar dia.

Compound lift bisa membantu kita membangun kekuatan yang nantinya akan terlihat saat kita mengangkat sesuatu.

Menurut Cavaliere, memasukkan latihan compound ke dalam rencana latihan kita akan memberikan tiga manfaat.

Kita akan menciptakan koneksi yang lebih baik antara otak dan otot, serta otot yang mengembang karena membesarnya ukuran jaringan otot.

Lalu apa yang terakhir? "Ya, kita bisa bersenang-senang di gym," sebut Cavaliere.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com