Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta tentang Varian Mu, Varian Baru Virus Corona yang Dipantau WHO

Kompas.com - Diperbarui 02/09/2021, 12:33 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah memantau kemunculan varian baru virus corona yang bernama Mu.

Seperti dikutip pemberitaan Kompas.com, Rabu (01/09/2021) dari The Guardian, varian Mu atau B.1.621 pertama kali diidentifikasi di Kolombia pada Januari, sementara kasus pertamanya tercatat di Amerika Serikat dan Eropa.

Berikut sejumlah fakta tentang varian Mu yang perlu kita ketahui:

1. Diklasifikasikan sebagai variant of interest

Varian Mu diklasifikasikan sebagai salah satu varian yang diwaspadai atau variant of interest (voi).

Artinya, untuk sementara WHO menganggap varian ini layak untuk dipantau secara khusus.

Lebih jauh, dijelaskan bahwa variant of interest adalah varian yang memiliki kemampuan genetik dapat memengaruhi karakteristik virus.

Karakteristik yang dimaksud yakni tingkat keparahan penyakit, pelepasan kekebalan, penularan, hingga kemampuan menghindari diagnostik maupun pengobatan.

Selain itu, karakteristik variant of interest diidentifikasi sebagai penyebab penularan di antara komunitas yang paling signifikan atau menjadi penyebab munculnya klaster Covid-19.

Saat ini, varian Mu dipandang sebagai masalah potensial yang lebih kecil daripada strain Delta atau Alpha dari virus SARS-CoV-2 yang telah ditetapkan sebagai varian yang menjadi perhatian atau variant of concern (voc) karena virulensinya yang meningkat.

Baca juga: WHO Awasi Varian Covid-19 Bernama Mu, Terdeteksi Pertama di Kolombia

2. Menunjukkan potensi lolos dari kekebalan

Menurut buletin mingguan WHO yang dikutip oleh Health, varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan.

Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk sepenuhnya memahami varian Mu dan kemampuannya.

Ahli penyakit menular dari Mater Health Services dan University of Queensland, Paul Griffin mengatakan, para ahli kesehatan masih terus mencari varian yang mungkin lebih mudah menginfeksi orang yang divaksinasi, melalui mutasi pada protein lonjakan virus.

"Jika protein lonjakan itu berubah secara signifikan, maka pasti ada potensi vaksin Covid-19 bekerja kurang baik," katanya.

"Kami pikir akan ada waktu di mana itu menjadi sangat mungkin, tetapi kami belum benar-benar melihatnya.

WHO menekankan, bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami efek varian Mu. Namun, Griffin mengatakan, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa Mu cocok sebagai varian pelarian.

Menurut WHO, prevalensi varian Mu dalam infeksi Covid-19 global sebenarnya telah menurun sejak pertama kali terdeteksi, namun prevalensi di Kolombia (39 persen) dan Ekuador (13 persen) secara konsisten meningkat. Varian ini menyumbang kurang dari 0,1 persen dari semua infeksi Covid-19 global, tetapi wabah B.1.621 juga telah dilaporkan di beberapa bagian AS dan Eropa.

Baca juga: Apa Itu Varian Mu, Varian Baru Virus Corona dari Kolombia yang Diawasi WHO?

3. Variant of interest kelima yang dipantau WHO

Varian Mu adalah variant of interest kelima yang terdaftar oleh WHO.

Selain Mu, ada empat varian yang lebih serius yang masuk dalam kategori variant of concern. Kesembilan varian tersebut diberi nama dengan huruf alfabet Yunani yang berbeda.

Lima variant of interest yang terdaftar adalah:
1. Eta: pertama kali terdeteksi di beberapa negara pada Desember 2020
2. Iota: pertama kali terdeteksi di AS pada November 2020.
3. Kappa: pertama kali terdeteksi di India pada Oktober 2020.
4. Lambda: pertama kali terdeteksi di Peru pada Desember 2020.
5. Mu: pertama kali terdeteksi di Kolombia pada Januari 2021.

Sementara voc yang dinilai berpotensi memburuk adalah Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.

Jumlah varian SARS-CoV-2 diperkirakan akan berubah seiring waktu, karena semakin banyak virus menyebar, maka akan semakin banyak peluang untuk bermutasi.

Baca juga: Apa Itu Virus Corona Variant of Concern dan Variant of Interest?

4. Melindungi diri dari varian Mu

Semakin banyak virus menyebar, akan semakin besar peluang virus bermutasi.

Menurut Griffin, cara terbaik untuk membatasi mutasi virus adalah membatasi penyebarannya, termasuk melalui vaksinasi.

"Semakin banyak orang yang divaksinasi, semakin sedikit inang yang memungkinkan virus dapat terus hidup dan menjalani evolusi, serta menjadi lebih kuat," katanya.

Hal senada diungkapkan oleh dokter penyakit menular dan profesor penyakit dalam dari Northeast Ohio Medical University, Richard Watkins, MD.

Menurutnya, cara terbaik melindungi diri dari varian Mu pada dasarnya sama dengan bagaimana kita melindungi diri dari terinfeksi virus corona varian lainnya.

Itu termasuk mendapatkan vaksinasi penuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, seperti mencuci tangan, memakai masker ketika keluar rumah, jaga jarak, hingga menghindari kerumunan.

Menurut spesialis penyakit menular dan profesor dari Vanderbilt University School of Medicine, William Schaffner, MD, saat ini varian Mu tidak terlalu mengkhawatirkan.

Sebab, varian ini pertama kali terdeteksi pada Januari 2021 dan baru saat ini diklasifikasikan sebagai voi.

"Para peneliti masih mencari tahu seberapa cepat penyebaran dan tingkat penularannya," katanya kepada Health.

Baca juga: 4 Alasan Bisa Tertular Covid-19 meski Pakai Masker di Tengah Kerumunan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com