Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkaian Perawatan di ERHA, Cegah Rontok Berlebih dan Atasi Kebotakan

Kompas.com - 19/09/2021, 09:08 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Selain kerontokan rambut lebih dari 100 helai per hari, tanda rambut rontok perlu perawatan juga bisa dilihat dari pemeriksaan helai rambut.

Setelah berkonsultasi, dokter akan menentukan jenis perawatan rambut.

Menurut Deis, beberapa produk seperti krim, sampo, hingga hair tonik bisa digunakan untuk membantu mengatasi rambut rontok.

Namun, jika penggunaan produk masih kurang, pasien mungkin memerlukan terapi lain, salah satunya Red Light Therapy atau terapi menggunakan paparan cahaya merah.

Baca juga: 6 Kesalahan Kecil yang Bisa Bikin Rambut Rontok

Red Light Therapy

Deis menjelaskan, Red Light Therapy (RLT) adalah terapi rambut menggunakan sinar merah dengan panjang gelombang 633 nm berintensitas tinggi.

Terapi ini memiliki sejumlah fungsi, termasuk merangsang fungsi fisiologis rambut dan akar rambut serta meningkatkan sirkulasi darah dan oksigen ke akar rambut dan kulit kepala.
Perawatan ini biasanya dilakukan seminggu sekali. Untuk menjalani RLT, pasien akan terlebih dahulu mengisi data dan lembar persetujuan tindakan. Kemudian, pasien akan dioleskan krim anastesi agar kulit kepala baal.

Setelah sekitar 30 menit, dokter akan menggunakan auto microneedle terlebih dahulu untuk memasukkan serum perangsang pertumbuhan rambut ke kepala pasien.

Pada prosedur ini, kulit kepala seperti digaruk dan terasa seperti ditusuk-tusuk tetapi tidak menimbulkan nyeri. Namun, setiap orang mungkin memiliki penerimaan yang berbeda-beda tergantung sensitivitas individu.

Setelah prosedur tersebut, barulah pasien menjalani RLT. Untuk menjalani terapi ini, pasien akan berbaring setengah duduk dengan kedua mata ditutup.

Terapi berdurasi 26 menit ini hanya menimbulkan sedikit rasa hangat di kepala dan pasien bisa rileks sejenak.

Jika RLT tidak memberikan hasil, pasien mungkin akan dianjurkan melakukan jenis perawatan lain yang lebih invasif.

Perawatan rumah

Setelah menjalani perawatan di klinik, pasien diminta untuk tidak keramas selama 24 jam. Selama periode tersebut, kita umumnya akan melihat noda putih-putih di kulit kepala karena adanya sel kulit kepala yang mengelupas untuk digantikan dengan sel baru.

Pasien juga akan diresepkan obat dan produk perawatan sesuai dengan kondisi masing-masing pasien.

Saya sendiri diresepkan empat jenis obat, yakni gel kulit kepala yang digunakan 30 menit sebelum keramas, medicated shampoo yang digunakan tiga kali seminggu, serum untuk selesai keramas, dan obat minum yang dikonsumsi satu kali sehari.

Gel kulit kepala, medicated shampoo, serum, dan obat minum, contoh perawatan rumahan yang diresepkan dokter Erha setelah menjalani perawatan rambut rontok di klinik.KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Gel kulit kepala, medicated shampoo, serum, dan obat minum, contoh perawatan rumahan yang diresepkan dokter Erha setelah menjalani perawatan rambut rontok di klinik.
Sayangnya, hasil perawatan belum terlihat jelas dalam waktu singkat karena rambut memerlukan waktu yang cukup lama untuk tumbuh. Pertumbuhan rambut-rambut tipis biasanya baru bisa terlihat sekitar tiga bulan setelah perawatan.

Bagi orang-orang dengan kerontokan rambut parah, perbedaan biasanya sudah terlihat dari jumlah rambut rontok yang berkurang. Namun, karena tidak mengalami kasus kerontokan parah, perubahan pada rambut saya belum terlihat signifikan. Hanya saja, helai rambut yang rontok setelah keramas sudah jarang ditemukan.

Tentunya, bagi kasus kerontokan rambut parah, perawatan juga harus terus berkesinambungan.

"Kalau rontok, sebulan saja sudah kelihatan. Tapi kalau tumbuh kan lama, mungkin tiga bulan kemudian."

"Tapi kami biasanya tahu dari pasien, misalnya rontoknya dulu segini (segenggaman tangan), sekarang misalnya tinggal setengahnya," ucap Deis.

Baca juga: Makanan untuk Mencegah Rambut Rontok, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com