Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rangkaian Perawatan di ERHA, Cegah Rontok Berlebih dan Atasi Kebotakan

Masalah rambut rontok bisa diatasi lewat berbagai cara, mulai dari penggunaan obat dan tonik bebas di pasaran, hingga perawatan klinik.

Tak semua kerontokan rambut berbahaya. Sebab, secara fisiologi rambut memang harus tanggal dan digantikan oleh rambut baru. Rambut rontok perlu menjadi perhatian ketika helai rambut rontok per hari sudah mencapai lebih dari 100 helai dan sudah sangat mengganggu keseharian.

Kompas.com sempat mencoba rangkaian perawatan rambut di Klinik ERHA Cimanuk Bandung pada pertengahan Agustus lalu. Perawatan rambut rontok diawali dengan pemeriksaan kondisi rambut dan kulit kepala oleh dokter, menentukan prosedur perawatan yang tepat, hingga mendapatkan resep produk perawatan untuk diberikan di rumah.

Apa penyebab rambut rontok?

Untuk mendapatkan perawatan yang tepat, penting untuk mengetahui terlebih dahulu penyebab rambut rontok yang kita alami.

Ketika datang ke klinik, dokter akan menggunakan alat khusus untuk melakukan pemeriksaan terhadap helai rambut.

Di sini, dokter akan menjelaskan secara rinci mengenai kondisi kerontokan rambut yang kita alami dan berdiskusi seputar gaya hidup sehari-hari yang mungkin jadi penyebab rambut rontok.

Faktanya, hampir semua kasus kerontokan rambut dapat diupayakan untuk diatasi. Perbedaannya hanyalah dari bentuk perawatan yang akan disarankan.

Pola kebotakan pria dan wanita berbeda. Pada pria, pola kebotakan umumnya terlihat dari bagian depan yang membentuk "M" dan bagian belakang kepala. Sementara pada wanita pada area atas kepala yang kemudian meluas ke area lainnya.

Gaya hidup sehari-hari juga bisa menjadi penyebab rambut rontok yang berujung pada kebotakan.

Deis menyebutkan, pada pria, kebiasaan styling rambut, seperti menggunakan minyak rambut, atau sering menggunakan helm dan topi dapat memicu kerontokan.

Sementara pada wanita, styling rambut seperti penggunaan pengering rambut, pelurusan, pengeritingan, dan pewarnaan rambut, hingga kebiasaan mengikat rambut terlalu kencang juga bisa menyebabkan kerontokan. Berbagai perlakuan fisik tersebut dapat memberikan tekanan ekstrem dan berulang pada rambut kulit kepala.

Selain itu, kondisi kesehatan yang mendasari juga bisa menjadi penyebab rambut rontok. Misalnya, pasien baru saja pulih dari demam, melahirkan, mengalami tekanan emosional, dan lainnya.

Selain kerontokan rambut lebih dari 100 helai per hari, tanda rambut rontok perlu perawatan juga bisa dilihat dari pemeriksaan helai rambut.

Setelah berkonsultasi, dokter akan menentukan jenis perawatan rambut.

Menurut Deis, beberapa produk seperti krim, sampo, hingga hair tonik bisa digunakan untuk membantu mengatasi rambut rontok.

Namun, jika penggunaan produk masih kurang, pasien mungkin memerlukan terapi lain, salah satunya Red Light Therapy atau terapi menggunakan paparan cahaya merah.

Red Light Therapy

Deis menjelaskan, Red Light Therapy (RLT) adalah terapi rambut menggunakan sinar merah dengan panjang gelombang 633 nm berintensitas tinggi.

Terapi ini memiliki sejumlah fungsi, termasuk merangsang fungsi fisiologis rambut dan akar rambut serta meningkatkan sirkulasi darah dan oksigen ke akar rambut dan kulit kepala.
Perawatan ini biasanya dilakukan seminggu sekali. Untuk menjalani RLT, pasien akan terlebih dahulu mengisi data dan lembar persetujuan tindakan. Kemudian, pasien akan dioleskan krim anastesi agar kulit kepala baal.

Setelah sekitar 30 menit, dokter akan menggunakan auto microneedle terlebih dahulu untuk memasukkan serum perangsang pertumbuhan rambut ke kepala pasien.

Pada prosedur ini, kulit kepala seperti digaruk dan terasa seperti ditusuk-tusuk tetapi tidak menimbulkan nyeri. Namun, setiap orang mungkin memiliki penerimaan yang berbeda-beda tergantung sensitivitas individu.

Setelah prosedur tersebut, barulah pasien menjalani RLT. Untuk menjalani terapi ini, pasien akan berbaring setengah duduk dengan kedua mata ditutup.

Terapi berdurasi 26 menit ini hanya menimbulkan sedikit rasa hangat di kepala dan pasien bisa rileks sejenak.

Jika RLT tidak memberikan hasil, pasien mungkin akan dianjurkan melakukan jenis perawatan lain yang lebih invasif.

Pasien juga akan diresepkan obat dan produk perawatan sesuai dengan kondisi masing-masing pasien.

Saya sendiri diresepkan empat jenis obat, yakni gel kulit kepala yang digunakan 30 menit sebelum keramas, medicated shampoo yang digunakan tiga kali seminggu, serum untuk selesai keramas, dan obat minum yang dikonsumsi satu kali sehari.

Bagi orang-orang dengan kerontokan rambut parah, perbedaan biasanya sudah terlihat dari jumlah rambut rontok yang berkurang. Namun, karena tidak mengalami kasus kerontokan parah, perubahan pada rambut saya belum terlihat signifikan. Hanya saja, helai rambut yang rontok setelah keramas sudah jarang ditemukan.

Tentunya, bagi kasus kerontokan rambut parah, perawatan juga harus terus berkesinambungan.

"Kalau rontok, sebulan saja sudah kelihatan. Tapi kalau tumbuh kan lama, mungkin tiga bulan kemudian."

"Tapi kami biasanya tahu dari pasien, misalnya rontoknya dulu segini (segenggaman tangan), sekarang misalnya tinggal setengahnya," ucap Deis.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/09/19/090819020/rangkaian-perawatan-di-erha-cegah-rontok-berlebih-dan-atasi-kebotakan

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com