KOMPAS.com - Kanker merupakan penyakit mematikan yang disebabkan pertumbuhan sel atau jaringan yang tidak terkendali. Sayangnya, penyakit ini juga banyak menyerang bayi hingga anak-anak yang berusia di bawah 18 tahun.
Bulan September diperingati sebagai Bulan Kesadaran Kanker Anak Sedunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, ada 400.000 diagnosis kanker yang terjadi pada anak dan remaja di seluruh dunia, setiap tahunnya.
Ada banyak jenis kanker anak yang didiagnosis, namun kasus yang paling banyak adalah leukemia (kanker darah).
Selain itu, angka kejadian kanker anak di Indonesia juga semakin meningkat sehingga orangtua wajib mewaspadainya.
Menurut Sistem Registrasi Kanker di Indonesia (SriKanDI) tahun 2005-2007, perkiraan angka kejadian kanker anak berusia 0-17 tahun sebesar 9 per 100.000 anak. Sedangkan pada anak usia 0-5 tahun yaitu 18 per 100.000 anak.
Baca juga: Kendala Layanan Kanker Anak saat Pandemi
Data yang dikutip dari laman Kementeriaan Kesehatan RI ini juga menyebutkan, angka kejadian pada usia 5-14 tahun mencapai 10 per 100.000 anak.
Diagnosis kanker anak juga lebih sulit dilakukan karena pasien umumnya belum mampu menjelaskan gejalanya.
Anak-anak masih belum paham benar menjelaskan apa yang dirasakannya sehingga orangtua harus lebih jeli.
Sejauh ini, dunia kesehatan juga belum menemukan penyebab terjadinya kanker pada anak. Meski demikian, risikonya bisa ditekan dengan melakukan sejumlah langkah yang tepat.
Baca juga: Inilah 7 Makanan Sehat yang Menurunkan Risiko Kanker
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.