KOMPAS.com - Tak dapat dipungkiri jika setiap wanita akan mengalami postpartum atau masa nifas setelah melahirkan.
Di masa ini, para wanita merasa ada banyak tekanan untuk memulihkan kembali dirinya baik secara fisik maupun seksual, sehingga cenderung tidak bergairah untuk berhubungan seks.
Apalagi, kurangnya tidur dan kelelahan yang luar biasa karena harus mengurus bayi, menyesuaikan diri menjadi orangtua, ditambah memulihkan tubuh dari rasa sakit, pun bisa menurunkan gairah seksual.
Baca juga: Program Mendapatkan Tubuh Ideal Setelah Melahirkan
Beberapa pasangan mungkin khawatir apabila kurangnya hubungan seks setelah melahirkan akan berdampak buruk pada hubungan.
Tetapi, kenyataannya melahirkan adalah pengalaman fisik dan emosional transformatif perempuan, yang dapat memengaruhi kehidupan seks dengan suami.
Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan, penurunan gairah seks setelah melahirkan tidak selalu berarti ada yang salah dengan hubungan suami-istri.
Sebaliknya, kondisi ini justru merupakan pertanda hubungan yang sehat.
Para peneliti di Departemen Psikologi dan Pusat Otak, Biologi, dan Perilaku, Universitas Nebraska, Amerika Serikat mendalami tentang persoalan ini.
Mereka lantas berpendapat, kehamilan dan menjadi orangtua mungkin bisa mengubah seberapa sering pasangan berhubungan seks.
Jadi, mereka mulai menentukan apakah memiliki hubungan yang sehat saat hamil akan memprediksi lebih sedikit seks setelah melahirkan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.