Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Terbaru, Rokok Elektrik Tidak Efektif Kurangi Kecanduan Merokok

Kompas.com - 25/10/2021, 18:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 30% remaja yang menggunakan rokok elektrik, mulai merokok.

Sedangkan, dalam sebuah studi baru yang dilakukan John Pierce dan rekan-rekannya di University of California, San Diego, terhadap lebih dari 13.600 perokok dewasa AS, mendapati hanya 10% yang ingin berhenti merokok di tahun pertama penanganan.

Dari mantan perokok baru tersebut, sebanyak 37% masih menggunakan produk tembakau alternatif, termasuk rokok elektrik, shisha, tembakau kunyah, dan cerutu. Sedangkan, sekitar 23% menggunakan rokok elektrik.

Secara keseluruhan, mantan perokok yang menggunakan produk alternatif apa pun lebih mungkin untuk kambuh di tahun berikutnya.

Dalam hal ini, hanya 41,5% yang tetap bebas rokok, jika dibandingkan dengan separuh mantan perokok yang menghindari semua alternatif rokok.

Rokok elektrik telah dijual di AS selama bertahun-tahun, namun sebagian besar tidak diatur.

Tetapi mulai tahun lalu, FDA mulai mewajibkan produsen untuk mengajukan izin untuk menjual produk mereka, termasuk yang sudah ada di pasaran.

Perusahaan harus menyerahkan data untuk membantu FDA memutuskan apakah potensi manfaat produk mereka bagi perokok dewasa lebih besar daripada potensi bahaya bagi kesehatan masyarakat.

Dalam beberapa bulan terakhir, FDA telah menolak ribuan aplikasi tersebut, secara efektif melarang produk tersebut.

Garfield menambahkan, fakta bahwa otoritas setempat mengizinkan produk Vuse tertentu untuk tetap berada di pasar bukanlah dukungan untuk produk tersebut sebagai alat bantu berhenti merokok.

Pechacek di sisi lain juga mengatakan bahwa agar produk rokok elektrik dapat menggantikan rokok, FDA harus mengekang daya tarik rokok, termasuk dengan mewajibkan pengurangan kadar nikotin.

Baca juga: FDA Selidiki Kaitan Antara Rokok Elektrik dan Efek Kejang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com