KOMPAS.com – Kerontokan rambut bisa terjadi pada siapa saja, mulai dari orang muda hingga tua, serta pria maupun wanita.
Hanya saja, tempatnya berbeda. Manager dari Alterna Haircare Global Education, Paul Wintner, memberikan penjelasannya lebih dalam.
Dia mengatakan, pria akan mengalami kondisi kerontokan rambut pada titik resesi atau di dekat pelipis, sementara wanita mengalaminya di sepanjang belahan rambut.
Kendati demikian, jika penipisan itu adalah akibat dari alopecia areata alias kerontokan akibat autoimun, wanita mungkin mengalami kebotakan di bagian-bagian kecil lain.
Baca juga: 4 Cara Mencegah Rambut Rontok karena Ketombe
Lalu, menurut Lars Skjøth, pendiri dan peneliti utama di Harklinikken, terlepas dari lokasi kerontokan rambut, hal itu biasanya merupakan hasil interaksi antara genetika dan hormon.
"Hormon menjalankan 'perintah' dari gen untuk menyerang folikel, yang pada akhirnya menyebabkan folikel rambut menyusut."
"Kondisi tersebut yang lantas menghasilkan rambut yang lebih tipis secara bertahap," kata Skjøth.
Kerontokan yang dipicu hormon semacam itu disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari stres, tidur yang tidak konsisten, dan nutrisi yang buruk.
Sebab, semua kondisi itu memiliki kemampuan untuk memengaruhi sistem endokrin dalam tubuh.
Tak hanya itu, penataan rambut, penyakit autoimun, gangguan metabolisme, atau penyalahgunaan zat, serta persalinan juga dapat menyebabkan kerontokan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.