Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Penting soal Mutasi Terbaru Covid-19, Varian Omicron

Kompas.com - 29/11/2021, 16:24 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian Omicron (B.1.1.529), mutasi terbaru Covid-19, sebagai variant of concern (VoC).

Penetapan ini karena berdasarkan bukti yang ada, varian Omicron memiliki 50 mutasi yang dapat memengaruhi mudahnya penyebaran atau pun tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan.

Varian Omicron pertama kali diumumkan ditemukan di Afrika Selatan dan Botswana. Namun virus ini sudah menyebar begitu cepat sehingga ditemukan pula di banyak negara lainnya.

Baca juga: Pfizer: Vaksin Baru Siap dalam 100 Hari jika Varian Covid-19 Omicron Kebal oleh Suntikan Sekarang

Jerman, Belgia, Inggris, dan Hongkong termasuk dalam 13 negara yang sudah melaporkan kemungkinan adanya kasus varian Omicron ini.

Sejauh ini, varian Omicron memang belum ditemukan di Indonesia, namun bukan berarti kita bisa lengah.

Bahkan, ini menjadi pengingat bahwa pandemi belum berakhir, sehingga kita harus tetap harus menjaga protokol kesehatan demi menjauhkan diri dari infeksi Covid-19.

Fakta penting varian Omicron

Varian B.1.1.529 atau disebut dengan istilah Omicron kini tengah menjadi perhatian baru di dunia kesehatan.

Mutasi terbaru Covid-19 ini muncul ketika sejumlah negara mulai mengendurkan aturannya terkait pandemi.

Varian Omicron dianggap memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan mutasi sebelumnya seperti Delta.

Meski demikian, masyarakat diminta tidak panik sembari tetap menjalankan protokol kesehatan.

Untuk memahami kondisi saat ini, berikut adalah fakta penting soal varian Omicron yang harus diketahui.

  • Penularan Omicron

WHO masih melakukan penelitian untuk memastikan kecepatan penularan Omicron dibandingkan varian lainnya.

Sehingga, belum ada data yang bisa memastikan kemampuan penyebaran virus ini.

Baca juga: Dokter Penemu Varian Omicron: Gejalanya Berbeda dengan Delta

Epidemiolog dari Griffifth University Australia, Dicky Budiman mengatakan, varian Omicron disebut 500 persen lebih menular daripada virus corona yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada 2019 lalu.

"Kalau diibaratakan varian delta (yang sempat merebak beberapa waktu lalu) yang 100 persen lebih cepat menular daripada virus liar di Wuhan, ini kemungkinannya (varian baru) Omicron bisa sampai 500 persen atau lima kalinya kecepatan penularannya," kata Dicky.

  • Gejala Omicron

Gejala varian Omicron disebutkan sangat ringan dan aneh dibandingkan mutasi Covid-19 sebelumnya.

Hal ini berdasarkan laporan Angelique Coetzee, dokter di Afrika Selatan yang pertama kali menyampaikan soal varian baru ini.

Sejumlah pasien yang masih muda cenderung melaporkan keluhan nyeri otot, sakit kepala, dan kelelahan selama 1-2 hari.

Namun mereka tidak kehilangan indera perasa atau penciuman, yang biasanya jadi ciri khas Covid-19.

  • Risiko kematian Omicron

Ada banyak aspek soal varian Omicron yang belum bisa dipastikan termasuk risiko yang menyebabkan kematian.

Baca juga: Muncul Varian Omicron, seperti Apa Gejalanya?

Data awal menunjukkan, ada peningkatan tingkat rawat inap di Afrika Selatan, tetapi ini mungkin disebabkan oleh peningkatan jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi, bukan akibat infeksi spesifik dari varian Omicron.

Namun harus diingat, semua varian Covid-19 dapat menyebabkan penyakit parah sehingga memicu risiko kematian.

Khususnya kepada orang yang rentan seperti anak-anak, orangtua, dan orang yang belum divaksin.

  • Efektivitas vaksin terhadap varian Omicron

Efektivitas vaksin untuk menangkal varian Omicron juga belum bisa diketahui.

Meski demikian, WHO menyatakan vaksin tetap penting untuk mencegah pemburukan dan risiko kematian yang disebabkan oleh Covid-19.

Sejumlah produses vaksin, termasuk AstraZeneca, juga tengah melakukan pengamatan untuk memastikan kinerja produknya terhadap mutasi terbaru ini.

  • Langkah Pemerintah menghadapi varian Omicron

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, varian Omicron kemungkinan besar mempunyai transmisi penularan lebih tinggi dibandingkan varian-varian sebelumnya.

Baca juga: Seperti Apa Bahaya Varian Omicron? Ini Kata Epidemiolog

Meski demikian belum ditemukan adanya transmisi virus ini di Indonesia.

Pemerintah telah melakukan pencegahan dengan menetapkan pembatasan bagi pelaku perjalanan internasional.

Khususnya yang berasal dari Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambik, Eswatini, Malawi, Angola, Zambia, dan Hongkong.

Selain itu, pelancong yang berasal dari sejumlah negara tersebut juga diharuskan menjalani masa karantina yang lebih panjang.

Masyarakat diminta untuk tidak panik sambil tetap menjaga kesehatan dan menjalankan protokol ketat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com