Singkatnya, rasa syukur adalah sikap yang mengarah pada ketahanan, ketabahan, harapan, dan hubungan yang sehat.
Baca juga: Bersyukur, Bikin Bahagia Sekaligus Menyehatkan Fisik
Kebaikan adalah tindakan eksternal, yakni apa yang kita lakukan atau katakan kepada orang lain.
Sedangkan, syukur adalah reaksi terhadap sesuatu yang dirasakan secara internal, yang mungkin tidak dirasakan oleh orang lain.
“Saya percaya mengalami rasa syukur jauh lebih bermakna daripada mengucapkan rasa terima kasih sebagai kewajiban atau basa-basi,” kata seorang psikoterapis berlisensi asal Atlanta, Laura Morse.
Bersyukur bukan berarti mengatakan pada diri sendiri bahwa orang lain lebih buruk, karena hal tersebut justru tidak akan membuat kita merasa lebih baik.
Bersyukur lebih pada menerima dengan gembira apa yang kita miliki, kita alami, tanpa membandiingkannya dengan orang lain.
Langkah pertama untuk menjalani kehidupan yang penuh syukur adalah menghargai orang lain, situasi, atau pengalaman di sekitar kita.
Cara untuk mengungkapkan lebih banyak rasa syukur dalam hidup bisa dilakukan dengan membuat jurnal rasa syukur.
Dengan cara ini, seseorang dapat menuliskan pemikiran, tujuan, dan pengalamannya. Jika tidak, ia juga bisa menulis surat terima kasih kepada diri sendiri atau kepada orang lain dengan mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
Agar manfaat bersyukur bisa dirasakan tubuh, Cassiday memberikan tantangan 30 hari dengan menuliskan 3 hal yang patut disyukuri selama sehari.
Diantaranya, menuliskan bagaimana suatu pengalaman bisa memengaruhimu dan berkat apa yang pernah kamu temukan.
"Bisa dengan menulis, 'Saya sangat bersyukur atas warna indah daun musim gugur, terutama merah cerah, dan bagaimana hal itu membuat waktu abu-abu sepanjang tahun menjadi indah dan mempesona. Saya beruntung bisa mengalami ini'," tambah Cassiday.
Baca juga: 5 Cara Bersyukur untuk Meningkatkan Kesehatan
Layaknya bernapas, rasa syukur harus dilakukan setiap hari. Menjalani hidup dengan selalu bersyukur bisa membuat hari memiliki esensi ketika kita melakukan suatu tindakan.
“Saat kita mengalami emosi positif seperti rasa syukur, cinta, kebaikan, dan kasih sayang, kesadaran kita meluas,” kata Kathi Kemper, MD, direktur eksekutif Ohio State University College of Medicine’s Center for Integrative Health and Wellness.
“Kreativitas dan kapasitas pemecahan masalah kami berkembang, dan kami menjadi lebih efektif dalam apa pun yang kami lakukan," imbuhnya.