Pola-pola ini disusun untuk menciptakan ilusi tebing dengan ketinggian yang curam.
Para peneliti ingin mengetahui berapa banyak bayi yang benar-benar bisa melewati tebing buatan mereka itu.
“Untuk bayi yang belum merangkak, Anda bisa meletakkannya di tengah tebing visual ini dan mereka tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan," kata Rakinson.
"Bayi yang sudah mulai merangkak menunjukkan sedikit ketakutan tetapi tidak terlalu banyak. Hanya setelah bayi merangkak selama sekitar satu bulan, dan pernah jatuh, mulai menolak untuk menyeberangi tebing visual," sambungnya.
Para peneliti rasa takut itu adalah reaksi dari usaha bayi untuk tidak jatuh dari tebing. Seperti ketakutan lainnya, ketakutan terhadap ketinggian dapat diatasi.
Jika si kecil takut ketinggian, cobalah terapi eksposur atau secara bertahap dihadapkan pada ketinggian. Teknik ini dengan perlahan memberanikan bayi pada situasi yang mereka takuti.
Terapi ini sedikit demi sedikit membuat mereka bisa menjadi kurang sensitif terhadap ketinggian.
Terapi eksposur dapat mengatasi semua jenis ketakutan. Jika seseorang takut ketinggian, mulailah dengan melihat gambar ketinggian yang indah, seperti pegunungan, kemudian beralih ke jungkat-jungkit yang tinggi, dan naik dari sana.
Baca juga: Bayi Juga Bisa Alami Gerd, Ini 10 Gejalanya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.