KOMPAS.com - Para pecinta kuliner tentu tak asing lagi dengan istilah kaviar. Istilah ini merujuk pada makanan mewah berbentuk bulat layaknya mutiara dengan warna kecoklatan atau hitam.
Karena harganya yang mahal, tentu kaviar sering dikaitkan dengan kekayaan dan kebangsawanan.
Bahkan, kaviar telah dikonsumsi oleh aristokrat kekaisaran Yunani Bizantium pada abad ke-10.
Kini, kaviar banyak disajikan di restoran fine dining sebagai salah satu hidangan mewah.
Baca juga: Kecap Asin Kaviar Jepang, Teman Istimewa untuk Makan Sushi
Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa kaviar ini memiliki harga selangit, dan bagaimana cara terbaik untuk menikmatinya?
Nah, berikut jawabannya.
Istilah “kaviar’ sebenarnya mengacu pada telur ikan sturgeon yang diawetkan dan tak bisa ditukar dengan telur ikan lainnya.
Ikan sturgeon yang memproduksi kaviar berkualitas terbaik biasanya berasal dari Laut Kaspia, yang berbatasan dengan Rusia, Iran, Kazakhstan, Azerbaijan, dan Turkmenistan.
Namun, karena populasi ikan sturgeon telah menurun hingga 70 persen pada beberapa abad terakhir, muncul larangan penangkapan ikan sturgeon langsung dari Laut Kaspia pada tahun 2008 silam.
Sturgeon juga membutuhkan waktu hingga 25 tahun untuk mencapai kedewasaan dan menghasilkan telur, yang hanya memperburuk kerentanan dan kelangkaan spesies tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.