KOMPAS.com - Pandemi bukan hanya mengubah cara kita bekerja, tapi juga menimbulkan beberapa kebiasaan toxic alias beracun.
Misalnya saja, bekerja berlebihan hingga lembur untuk mengerjakan banyak tugas sekaligus.
Hal ini pun nampaknya akan terus berlanjut hingga pandemi usai, seperti yang diungkapkan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan asuransi Bupa UK.
Bahkan faktanya, analisis Bupa UK terhadap data penelusuran Google mengungkapkan, menjelang akhir tahun 2021, banyak karyawan di Inggris yang berusaha mencari tips untuk mengelola kebiasaan ini.
Baca juga: Kalimat Toxic Soal Makanan ini Harus Berhenti Diucapkan Saat Liburan
Penelusuran untuk “chronic procrastination” (penundaan kronis) pun meningkat sebanyak 53 persen pada November dan Januari saja.
Selain penundaan kronis, masih ada beberapa kebiasaan toxic lainnya yang meningkat, seperti multitasking yang naik sekitar 50 persen) dan stres karena pekerjaan yang naik sekitar 30 persen).
Lalu, ada juga tanda-tanda burnout (kelelahan) di tempat kerja yang naik sekitar 22 persen dan kelelahan dalam mengambil keputusan yang meningkat sebanyak 14 persen.
Sayangnya, meningkatnya kebiasaan toxic di atas dapat berdampak besar pada kesehatan, kepuasaan kerja, dan produktivitas.
Artinya, semua kebiasaan itu berdampak buruk bagi kebahagiaan seseorang di tempat kerja secara umum.
Untuk itu, lima kebiasaan buruk tersebut perlu ditangani dan dihilangkan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.