Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Klaim Oki Setiana Dewi, Benarkah Perempuan Sering Lebay?

Kompas.com - 03/02/2022, 15:26 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber Upworthy

Dalam kedua eksperimen tersebut, partisipan menganggap pasien perempuan mengalami rasa sakit yang lebih sedikit daripada laki-laki, bahkan ketika sebenarnya mengalami tingkat intensitas nyeri yang sama.

Pada seluruh sampel, perempuan cenderung meremehkan rasa sakit sesamanya, seperti halnya laki-laki.

Peserta juga ditanya bagaimana mereka akan meresepkan pengobatan untuk rasa sakit pasien jika mereka adalah dokter.

Baca juga: Baru Pacaran tetapi Mau Rayakan Valentine, “Lebay” atau Wajar?

Meskipun jumlahnya tidak berbeda secara drastis, perempuan lebih mungkin diberikan resep obat psikoterapi dengan perbandingan 42 persen dengan 38 persen bagi laki-laki.

Sementara laki-laki lebih cenderung diresepkan obat nyeri dibandingkan perempuan.

Mengapa perempuan sering dianggap lebay?

Ada alasan ilmiah di balik stigma perempuan yang disebut lebay dalam menyampaikan deritanya.

"Umumnya, anak laki-laki dilarang mengekspresikan emosi, sedangkan anak perempuan diizinkan untuk mengekspresikannya," demikian keterangan riset tersebut.

"Akibatnya, laki-laki dewasa mungkin lebih enggan untuk mengekspresikan rasa sakit dan kerentanan lainnya daripada perempuan."

Norma gender maskulin dikaitkan dengan toleransi rasa sakit yang tinggi dan ketabahan sedangkan norma gender feminin lebih permisif untuk mengekspresikan rasa sakit.

Dengan kata lain, karena orang menganggap laki-laki lebih banyak menyembunyikan emosinya. 

Baca juga: Kiat Tanggapi Teman Media Sosial yang “Lebay” Beropini soal Politik

Asumsinya, kaum Adam sebenarnya lebih menderita daripada yang ditunjukkan.

Sedangkan perempuan lebih ekspresif sehingga penderitaannya dianggap tidak seburuk yang dikatakan alias lebay.

Karena wanita lebih menunjukkan emosinya, asumsinya adalah bahwa rasa sakit mereka mungkin tidak seburuk yang mereka ungkapkan.

Paradoksnya, perempuan kerap dianggap melebih-lebihkan rasa sakitnya, atau disebut lebay, justru karena mereka lebih terbuka dan jujur tentang hal itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com