KOMPAS.com - Serangan jantung terjadi ketika aliran darah tersumbat akibat penumpukan lemak, kolesterol, dan zat lain, yang membentuk plak di arteri.
Penyakit jantung ini bila tidak ditangani dapat mengakibatkan kematian dan dapat dialami siapa saja tanpa memandang umur.
Perlu diketahui, di Amerika Serikat saja penyakit jantung menjadi pembunuh nomor satu bagi pria dan wanita.
Sayangnya banyak orang sering mengaitkan serangan jantung dengan pria, padahal wanita pun juga memiliki risiko yang sama.
Baca juga: Serangan Jantung Tanpa Gejala, Pembunuh dalam Diam
Hal itu diungkapkan Dr. Jennifer Haythe, salah satu direktur Pusat Kesehatan Kardiovaskular Wanita di Pusat Medis Columbia University.
“Kita cenderung mengabaikan gejala wanita karena mereka mengalami serangan panik, mereka cemas.”
Di sisi lain, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menyebut serangan jantung merupakan penyakit yang sulit diprediksi.
Pada akhirnya banyak orang meninggal mendadak karena penyakit jantung koroner padahal sebelumnya tidak memiliki gejala apa pun.
“Beberapa kesaksian mengatakan serangan itu datang tiba-tiba, dan itu mungkin dirasakan kebanyakan orang,” kata Dr. Sharonne Hayes, ahli jantung di Mayo Clinic.
“Sebagian kecil pasien memiliki beberapa gejala yang jika mereka memperhatikannya atau mencari evaluasi rawat jalan, mereka mungkin memiliki hasil yang berbeda.”
Nah, karena serangan jantung bisa dialami sapa saja dan kapan saja, simak tanda-tanda yang tidak boleh diabaikan.
Meskipun wanita dapat mengalami beberapa gejala serangan jantung yang berbeda dari pria, nyeri dada masih merupakan tanda paling membahayakan.
“Gejala utama untuk pria dan wanita adalah beberapa jenis ketidaknyamanan dada, nyeri, tekanan, rasa terbakar. Sekitar 90 persenebih pria dan wanita mengalaminya, jika ditanya," kata Hayes.
Baca juga: 7 Pola Hidup Sehat Setelah Mengalami Serangan Jantung
Perlu diketahui bahwa sakit di dada karena serangan jantung bisa terasa nyeri atau sesak.
Hayes mengatakan bahwa tanda serangan jantung pada wanita adalah mereka lebih sering mengalami sesak napas, mual, dan muntah daripada pria.