Ball mengaku bahwa banyak anak dapat dinyatakan positif Covid-19 walau ia tidak menunjukkan gejala.
Kabar baiknya adalah tingkat keparahan Omicron pada anak tidak setinggi varian Covid-19 sebelumnya.
Namun, Ball mendapati banyak anak yang terinfeksi Covid-19 memiliki gejala seperti croup.
Croup adalah penyakit saluran pernapasan pada anak yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus.
"Beberapa anak perlu pergi ke rumah sakit atau menerima pengobatan khusus untuk membantu mereka bernapas dengan lebih nyaman.”
Sementara, Fradin mengungkapkan, pasien anak yang ditemukannya mengalami sakit tenggorokan, batuk, dan sakit kepala.
Fradin mendorong orangtua untuk melakukan tes Covid-19 lebih awal dan sering untuk mengidentifikasi kasus sedini mungkin.
Semakin cepat mendeteksi Covid-19, semakin cepat pula anak dapat kembali ke sekolah atau karena masa karantina dimulai ketika tesnya positif.
Fradin mengakui, sebagian besar orangtua lelah menghadapi pandemi dan frustasi dengan pemberitaan soal Covid-19 yang ada.
Tetapi, dia menyarankan mereka untuk tetap divaksinasi Covid-19, termasuk booster jika sudah mendapat suntikan dosis primer.
Alasannya adalah vaksin Covid-19 dapat mencegah seseorang dirawat inap dan menghindari kasus infeksi yang parah.
"Kami memiliki data, vaksinasi mengurangi risiko komplikasi Covid-19, seperti MIS-C," kata Fradin.
"Dan kemungkinan vaksinasi juga mengurangi risiko Covid-19 yang berkepanjangan dan kemungkinan penyakit autoimun yang memicu seperti diabetes tipe 1," sambung dia.
Baca juga: Kenali, Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Omicron Dibandingkan Delta
Walau saat ini Pemerintah baru memberlakukan vaksinasi Covid-19 untuk anak berusia 6-11 tahun, ia meminta orangtua yang anaknya masih balita untuk menjaga diri.
"Saya mendorong orangtua untuk mengambil tindakan pencegahan yang wajar untuk melindungi anak-anak mereka," ujar Fradin.