Perfeksionis jenis ini menyebabkan seseorang percaya bahwa orang lain mengharapkannya untuk bertindak atau berpenampilan tertentu.
"Itu normal untuk peduli apa yang orang pikirkan tentang Anda sampai batas tertentu," ucap Simonian.
"Tetapi perfeksionisme ini menganggap pendapat dan persetujuan orang lain secara ekstrem," kata Simonian.
Ia menjelaskan, tanda socially prescribed perfectionism dapat diketahui dari penampilan seseorang di hadapan orang lain untuk memengaruhi harga dirinya.
Dengan kata lain, orang yang socially prescribed perfectionism akan menilai dirnya baik jika orang lain juga menganggapnya baik.
Agar seseorang tidak selalu terpaku pada pendapat orang lain terhadapnya, sebaiknya ia melakukan positive inner voice.
Simonian mendorong orang-orang yang memiliki jenis kepribadian perfeksionis ini untuk mengetahui keunggulan dalam dirinya.
Cara lainnya adalah dengan melatih rasa bangga terhadap diri sendiri dan mencatat hal-hal yang sering dikhawatirkan padahal nyatanya tidak terjadi apa-apa.
Orang yang socially prescribed perfectionism perlu menyadari bahwa kehawatirannya mungkin tidak selalu berdasar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.