KOMPAS.com - Orang yang perfeksionis memang selalu mengejar kesempurnaan dalam hidupnya.
Baik saat di sekolah, tempat kerja, atau dalam kehidupan sehari-hari, mereka menginginkan semuanya berjalan sesuai rencana.
Misalnya saat bekerja, mereka akan mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, rapi, dan teliti. Mereka juga menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan tidak menyepelekannya.
Hal ini memang terlihat baik bagi pengembangan karier orang yang perfeksionis.
Tapi, orang-orang di sekitarnya mungkin akan risih dengan sikapnya yang selalu menuntut kesempurnaan.
Baca juga: Menjadi Perfeksionis Merepotkan Diri Sendiri, Benarkah?
Ternyata tidak semua orang yang perfeksionis sama. Setidaknya ada tiga jenis kepribadian perfeksionis yang perlu kita ketahui.
Masing-masing jenis kepribadian perfeksionis memiliki kekhasan terhadap dirinya sendiri dan hubungannya dengan orang lain.
Perfeksionisme yang berorientasi pada diri sendiri selalu mengharapkan yang terbaik dari dirinya sendiri.
Emily Simonian, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi menjelaskan lebih lanjut seperti apa kepribadian self-oriented perfectionism.
“Beberapa tanda self-oriented perfectionism adalah terlalu keras pada diri sendiri, merasa lelah, atau merasa pencapaian secara konsisten jauh dari harapan Anda,” kata Simonian.
Tidak mengherankan jika jenis kepribadian perfeksionis ini sering membuat orang frustasi karena merasa tidak puas terhadap pencapaiannya.
“Jenis perfeksionisme ini dapat meningkatkan produktivitas, tetapi seringkali self-oriented perfectionism menilai pencapaiannya tidak cukup baik," tambahnya.
"Orang yang demikian juga merasa kewalahan atau tidak puas daripada merayakan keberhasilannya,” lanjut Simonian.
Sementara itu, seorang guru yoga bernama Roe Mills mengutarakan bahwa self-oriented perfectionism juga membuat orang terlalu fokus pada kegagalan.
Jika jenis kepribadian perfeksionis ini terasa mengganggu, kabar baiknya ada cara untuk mengatasi self-oriented perfectionism.
Simonian menyarankan orang yang self-oriented perfectionism untuk belajar menahan dan mengidentifikasi dirinya.
“Mempraktikkan perawatan diri yang baik dan menjalani kehidupan yang seimbang yang mencakup kegiatan sosial dan rekreasi juga akan membantu," saran Simonian.
Kemudian, ia menyarankan orang yang self-oriented perfectionism untuk berlatih mengasihani diri sendiri.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.