Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Saatnya Remaja Terlepas dari Insecure, Cemas, dan Depresi

Kompas.com - 04/03/2022, 07:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Perasan cemas dan kecemasan

Kondisi kedua yang juga cukup banyak dialami kaum remaja adalah perasaan cemas/kecemasan.

Dalam kehidupan sehari-hari, perasaan cemas sering di-sama-artikan dengan perasaan takut. Padahal, perasaan cemas dan takut merupakan hal yang berbeda.

Cemas dan takut merupakan respons yang normal untuk membantu seseorang dalam mempersiapkan diri dalam menghindari situasi bahaya, melindungi diri, dan beradaptasi dengan kondisi di sekitarnya.

Perbedaan perasaan cemas dan takut terletak pada bentuk dan sifat dari ancaman itu sendiri. Perasaan cemas merupakan respons terhadap ancaman yang belum terjadi.

Sementara, perasaan takut merupakan respons terhadap ancaman atau bahaya yang jelas atau pasti.

Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat memahami penggunaan istilah takut dan cemas secara lebih tepat.

Meskipun perasaan cemas merupakan respons normal, namun teman-teman juga perlu untuk waspada jika kondisi ini mulai mengganggu fungsi sehari-hari.

Cemas ditunjukkan dengan adanya reaksi fisik (berkeringat, gemetar, sesak nafas, dada berdebar, kesulitan tidur atau mempertahankan tidur, tegang otot, dan mudah terkejut).

Kemudian reaksi emosional (khawatir, perasaan tertekan, takut, mudah marah, dan merasa sesuatu yang buruk akan segera datang), pikiran (kesulitan berkonsentrasi, kebingungan, memikirkan hal yang sama secara berulang, dan munculnya pikiran negatif).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com