Pada metode ini, kita mengatur jendela (window) puasa dan makan.
Misalnya, kita berpuasa selama 16 jam dan hanya makan delapan jam dalam sehari.
"Karena kebanyakan orang berpuasa saat tidur, metode ini populer," ungkap Taylor.
"Ini lebih mudah, karena kita memperpanjang puasa semalam dengan melewatkan sarapan dan tidak makan sampai makan siang."
"Metode puasa ini lebih aman bagi banyak orang yang tertarik untuk mencoba diet intermiten pertama kalinya," imbuh dia.
Metode umum untuk cara makan dengan batasan waktu meliputi:
Metode ini dapat diulang sesuai keinginan, atau dilakukan sekali atau dua kali seminggu.
Baca juga: Benarkah Diet Intermiten Mengurangi Massa Otot?
Perlu waktu beberapa hari untuk mengetahui mana jendela makan dan puasa yang tepat, apalagi jika kita aktif bergerak atau bangun pagi hari dalam kondisi lapar.
Namun menurut Taylor, sebagian besar kalori sebaiknya dikonsumsi sebelum petang.
"Orang cenderung memilih lebih banyak makanan padat kalori dan rendah nutrisi di malam hari."
"Metode ini juga memberikan gula darah kesempatan untuk kembali normal saat individu lebih aktif bergerak, sebelum berhenti untuk tidur," katanya.
Pendekatan ini berfokus pada pembatasan kalori di angka 500 kalori selama dua hari dalam seminggu.
Selama lima hari lainnya, kita menjaga pola makan yang sehat dan normal.
Ketika memasuki dua hari puasa, kita hanya mengonsumsi 200 kalori dan 300 kalori.
Fokus utama kita adalah makanan berserat tinggi dan berprotein tinggi untuk membantu tubuh kenyang dan menjaga kalori tetap rendah.