KOMPAS.com - Bernapas merupakan salah satu tanda vital penting yang dibutuhkan untuk menopang kehidupan.
Dengan bernapas kita dapat mengatur denyut jantung, meredakan stres, hingga menstabilkan tekanan darah.
Walau fungsinya penting bagi kesehatan, faktanya banyak orang belum mengetahui teknik pernapasan yang benar.
Walhasil, mereka terkadang merasa ngos-ngosan alias kehabisan napas saat beraktivitas.
Ada beberapa teknik pernapasan yang dikembangkan untuk menyesuaikan situasi masing-masing orang, baik saat menjalani aktivitas berat maupun kondisi mental yang kurang baik.
Tujuannya supaya pikiran tetap jernih dan kita tidak mudah lelah walau menjalani aktivitas yang menguras energi.
Baca juga: Perbaiki Kesehatan Mental dengan Latihan Pernapasan, Bisa?
Untuk mengetahui lebih lanjut, simak teknik pernapasan yang benar di bawah ini.
Teknik pernapasan scuba diving adalah bagian tak terpisahkan dari olahraga menyelam karena akan membantu memaksimalkan aktivitas.
Hal pertama yang perlu kita ingat adalah jangan menahan napas saat berada di bawah air, namun membuangnya secara perlahan, karena kita perlu menghilangkan partikel karbon dioksida.
Nah, tujuan melakukan teknik pernapasan diafragma adalah membawa udara ke bagian paru-paru secara efisien.
Biasanya, kebanyakan dari kita menggunakan otot dada untuk bernapas. Ini disebut pernapasan dangkal.
Sementara pernapasan diafragma yang lambat adalah teknik pernapasan dalam, dengan melonggarkan diafragma.
Dengan menggunakan diafragma, kita tidak perlu menghirup udara dalam jumlah besar untuk menyediakan oksigen ke sel-sel tubuh.
Melonggarkan diafragma saat bernapas akan membawa udara ke sepertiga bagian bawah paru-paru. Bagian paru-paru ini menghasilkan pertukaran gas yang lebih besar.
Jenis pernapasan itu membantu tubuh menurunkan detak jantung dan merangsang relaksasi. Dengan begitu kita dapat mengurangi produksi karbondioksida.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.