Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Remaja Dijauhi Teman, Apa yang Perlu Dilakukan Orangtua?

Kompas.com - 08/04/2022, 10:46 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Moms

KOMPAS.com - Hubungan persahabatan di usia remaja memang sangat rapuh. Karena itu, tak mengherankan bila mendadak anak dijauhi oleh sahabat atau teman dekatnya.

Bahkan menurut Developing Minds, satu dari dua anak atau remaja pernah merasa dikucilkan oleh teman-temannya, setidaknya sekali seumur hidup. Jumlah ini juga bisa lebih tinggi karena tak sedikit anak yang tak mau mengakui kalau ia dijauhi teman-temannya.

Dijauhi tentu akan membuat anak kecewa, bingung, marah, dan frustasi.

Untuk itu, orangtua perlu membantu anak remajanya mengatasi situasi ini sehingga anak kembali merasa nyaman.

Nah berikut ini, ada tips yang bisa dilakukan orangtua untuk membantu remaja yang merasa dijauhi teman-temannya.

Jangan katakan hal negatif tentang temannya

Dikutip dari Raising Teens Today, persahabatan di kalangan remaja terbilang rapuh. Karena itu, bisa saja seorang teman menjauh dari anak suatu hari, dan ini membuatnya tersiksa.

Namun saat itu terjadi, orangtua sebaiknya tidak mengatakan hal buruk tentang teman anak.

Pasalnya, saat bertengkar, remaja bisa setuju kalau teman-temannya bukan orang yang baik dan ia tak perlu berteman dengan mereka, meski dalam kebanyakan kasus, anak akan berbaikan dengan teman-tenannya.

Jika mengatakan hal buruk tentang teman anak, kecanggungan bisa terjadi jika anak kembali hang out dengan temannya tanpa diketahui orangtua.

Baca juga: Kenali, 7 Tanda Frenemy, Teman tapi Musuh

Membantu anak melihat pola persahabatannya

Jika dijauhi teman ini merupakan hal serius, mungkin anak perlu dorongan untuk melihat bahwa hubungan persahabatannya itu nyatanya tidak "friendly."

Menurut Parents, jika anak remaja selalu dijauhi oleh temannya, kita perlu berbicara padanya.

Jadi, katakan bahwa persahabatan seharusnya saling membangun, bukan menyiksa diri.

Mungkin, anak sebenarnya telah menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dalam persahabatannya, namun ia tak mau meninggalkan teman-temannya karena takut tak memiliki teman lagi.

Di mata remaja, memiliki teman yang buruk lebih baik dibanding tak memilikinya, sehingga masalah ini terkadang sulit dipecahkan.

Mendorong remaja untuk mengungkapkan perasaannya

Jika remaja merasa dijauhi oleh teman-temannya, ia seharusnya didorong untuk berbicara.

Berbicara dengan salah satu teman yang ia percayai dan tak akan menyalahkannya adalah yang terbaik.

Dikutip dari Healthline, ketika remaja mendiskusikan perasaannya pada teman-teman yang ia percayai, tak boleh ada kata tuduhan. Diskusi itu juga harus benar-benar berfokus pada masalahnya.

Dengan ini, tidak akan ada yang merasa terancam dan anak akan benar-benar mendapatkan jawaban tentang mengapa ia dijauhi.

Baca juga: Hati-hati, Jangan Over Trust, Tidak Semua Teman adalah Teman

Memotivasi anak untuk memperluas circle sosialnya

Ketika remaja memperluas circle sosialnya, ia tidak hanya dapat melihat dunia dengan cara yang berbeda, tapi juga lebih tahan saat ditinggalkan.

Menurut Learning Essentials, dengan memiliki teman di berbagai circle sosial, remaja dapat menemukan teman sejati.

Hasilnya, risiko dikucilkan pun menurun karena selalu ada seseorang untuk diajak bergaul.

Orangtua bisa mendorong anak memperluas lingkaran pertemanannya dengan cara mengajak anak untuk berteman dengan teman-temannya yang memiliki kesamaaan minat atau cita-cita.

Dengan ini, tidak akan ada lagi kecemasan terkait apakah ia akan disingkirkan karena hanya ada satu lingkaran pertemanan saja.

Bahkan, anak akan menemukan kepercayaan diri karena telah mendapatkan teman sejati yang benar-benar dapat ia andalkan.

Baca juga: Anak Punya Teman Toksik, Orangtua Harus Bagaimana?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com