Sementara itu pada anak perempuan, Mulla mengatakan, kesiapan emosional mendahului kemampuan fisik mereka.
"Jadi, bagi orangtua yang memiliki anak perempuan mungkin perlu memberikan lebih banyak dukungan dan dorongan emosional," ungkap dia.
Baca juga: Tanda-tanda Anak Siap untuk "Toilet Training"
Berikut adalah beberapa tips yang perlu diingat saat mengajarkan toilet training pada anak perempuan:
Semakin nyaman anak perempuan duduk di kursi pispot bahkan ketika tidak harus pergi ke kamar mandi, maka semakin tidak terintimidasi pula untuk menggunakannya.
Pertimbangkan juga untuk memintanya duduk di kursi pispot saat menonton TV atau di waktu lain sepanjang hari agar terbiasa dengan gagasan itu.
Menurut sebuah studi tahun 2019, infeksi saluran kemih memengaruhi sekitar 7,8 persen anak perempuan dan 1,7 persen anak laki-laki pada usia 7 tahun.
Hal ini memperlihatkan bahwa anak perempuan memiliki risiko infeksi saluran kemih yang lebih tinggi karena uretra mereka jauh lebih pendek dan terletak sangat dekat dengan anus sehingga bakteri lebih mudah menyebar.
Untuk alasan ini, Dr Patterson mengatakan sangat penting untuk mengajari anak perempuan teknik menyeka yang benar setelah buang air besar — dari depan ke belakang — supaya mereka tidak memindahkan kotoran ke arah uretra.
"Pastikan putri kita mengenakan celana yang mudah dilepas dengan cepat saat sedang toilet training," kata Dr Patterson.
Baca juga: Ruam Popok pada Bayi, Lebih Baik Mencegah daripada Mengobati
Celana ketat, leotard dan bodysuits, atau romper dan overall, semuanya dapat memakan waktu untuk dilepaskan yang menyebabkan membuat anak perempuan merasa putus asa selama proses pelatihan.