Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Ada Orang yang Mabuk Perjalanan Saat Mudik Lebaran?

Kompas.com, Diperbarui 13/04/2023, 16:08 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Mudik Lebaran bisa menjadi perjalanan yang menyenangkan sekaligus melelahkan.

Kita akan bisa segera berjumpa orangtua dan sanak keluarga di kampung halaman setelah lama tak bersua.

Selama perjalanan, kita bisa mendapatkan pengalaman, kenalan maupun pemandangan yang berbeda dibandingkan aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Mudik Membawa Bayi, Hindari 5 Kesalahan Umum Saat Memakai Car Seat

Namun tradisi mudik Lebaran juga bisa sangat menyiksa bagi orang yang mabuk perjalanan.

Keharusan terjebak di salah satu mode transportasi dalam waktu tertentu untuk mencapai kampung halaman membuat banyak orang tidak enak badan.

Beberapa orang memang mengalami berbagai gejala yang menyakitkan ketika harus menempuh perjalanan baik itu mengendarai mobil pribadi, naik pesawat terbang atau menumpang kereta api maupun kapal laut.

Keluhan yang dirasakan saat mabuk perjalanan seperti mual, muntah, pusing, keringat dingin, pucat, lemas, sakit perut sampai meningkatnya air liur.

Tak jarang, orang yang mabuk perjalanan akan sangat kelelahan dan malah jatuh sakit ketika sampai di tujuan.

Baca juga: 5 Essential Oil yang Bisa Atasi Mual dan Mabuk Saat Mudik

Penyebab mabuk perjalanan yang kerap terjadi saat mudik Lebaran

Antrian Penumpang kereta mulai meningkat saat mudik lebaran 2022 di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (25/4/2022). PT KAI Daop II Bandung menyebut bahwa tiket kereta Lebaran di tanggal 28 Maret - 1 Mei 2022 habis terjual. Mayoritas penumpang membeli tiket tujuan Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.KOMPAS.com/AGIE PERMADI Antrian Penumpang kereta mulai meningkat saat mudik lebaran 2022 di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (25/4/2022). PT KAI Daop II Bandung menyebut bahwa tiket kereta Lebaran di tanggal 28 Maret - 1 Mei 2022 habis terjual. Mayoritas penumpang membeli tiket tujuan Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ada orang yang selalu mabuk perjalanan bahkan hingga beranjak dewasa, apapun jenis kendaraan yang dipakainya.

Namun ada juga yang sama sekali tidak pernah merasakan keluhan mabuk perjalanan seumur hidupnya.

Perbedaan kondisi ini mungkin mengherankan sekaligus membuat banyak orang penasaran akan penyebabnya.

Baca juga: Ini Penyebab Anak Suka Mabuk Saat Naik Mobil

Spesialis THT, dr.Muslim Kasim,M.Sc,Sp.THT-KL menjelaskan hal ini dari sudut pandang kesehatan.

Saat tubuh kita bergerak atau berada di posisi tertentu seperti berjalan, duduk, berbaring, berdiri atau berputar maka maka telinga bagian dalam dan sistem saraf tubuh akan bekerja dan mengirim sinyal ke otak kita.

Pada saat sedang dalam suatu perjalanan ketika mudik Lebaran, sistem pengaturan posisi dan keseimbangan tubuh ini juga tetap bekerja.

"Namun, sebagian orang mungkin ada yang lebih sensitif dan tidak mampu mengolah seluruh sinyal saraf yang diterima tersebut dengan baik," jelasnya, seperti dikutip dari akun Instagram miliknya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau