Cosgrove menerangkan, ada kemungkinan sejoli akan putus bila kalimat I love you tidak segera diungkapkan.
Setelah saran yang disampaikan Cosgrove dipahami, kita sebaiknya mulai memahami perbedaan cinta dan nafsu.
Hal tersebut dapat dimulai dengan menilik kembali kapan pertama kali rasa cinta tumbuh.
Menurut terapis pernikahan dan keluarga, Omar Ruiz, tumbuhnya cinta tidak selalu dimulai ketika pertama kali bertemu dengan gebetan.
"Saya menemukan bahwa orang-orang tidak tahu bahwa mereka benar-benar mencintai sejak kencan pertama," kata dia.
"Tetapi ada pertumbuhan cinta yang lambat sepanjang waktu mereka mulai mengenal satu sama lain," tambah dia.
Ia mengatakan, oksitosin atau hormon cinta dapat meningkat saat pertama kali bertemu seseorang dan merasakan adanya hubungan.
Ruiz menyebut bertambahnya oksitosin sebagai sesuatu yang wajar. Namun, dia mengingatkan, rasa cinta dapat menyamar sebagai nafsu di fase awal hubungan.
Ketertarikan fisik yang kuat menurutnya dapat mendorong kita untuk mengembangkan koneksi demi mencapai cinta bersama orang tertentu di masa depan.
Ruiz menjelaskan, nafsu yang kuat dapat dibedakan dengan cinta apabila kita mengucapkan I love you hanya saat gairah seks muncul.
"Bagi saya, cinta menyiratkan pendalaman hubungan emosional bagi kebanyakan orang membutuhkan waktu untuk terungkap," kata Ruiz.
"Dan saya pikir itu dibangun ketika pasangan berbicara tentang kerentanan mereka atau dapat membantu satu sama lain melalui waktu yang sulit," sambung dia.
Beberapa orang mungkin membutuhkan kurun waktu tertentu sebelum kalimat I love you terucap dari bibirnya.
Tapi, menurut Cosgrove, mengatakan I love you tidak akan terlalu dini jika kita sudah berteman dengan gebetan terlebih dahulu.
Baca juga: Ungkapan Cinta Jadi Tak Bermakna karena Perkembangan Teknologi
"Ketika pasangan mulai sebagai teman dan menemukan diri mereka jatuh cinta satu sama lain, mereka dapat terhubung secara emosional sebelum menambahkan keintiman fisik," ujar dia.