Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal yang Wajib Diketahui Orangtua tentang Hepatitis Akut Misterius

Kompas.com - 15/05/2022, 12:39 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Namun, CDC sempat mendapati temuan bahwa mereka yang menderita penyakit itu memiliki adenovirus tipe 41, sejenis virus yang dapat menyebabkan penyakit perut parah pada anak.

Untuk diketahui, adenovirus berbeda dengan tipe virus lainnya karena dapat menyebabkan flu biasa hingga bronkitis akut, pneumonia, mata merah, gastroenteritis akut, atau radang perut.

Baca juga: Kenali, Berbagai Gejala Hepatitis Akut yang Bisa Terjadi pada Anak

3. Vaksin hepatitis tidak bisa melindungi

Virus hepatitis adalah penyebab paling umum dari munculnya hepatitis di dunia, termasuk hepatitis A, B, dan C.

Sayangnya, kelima tipe virus tersebut tidak ditemukan pada anak-anak yang terjangkit hepatitis akut misterius.

Karena alasan itulah vaksin hepatitis yang sudah ada tidak mampu melawan penyakit itu.

"Kasus hepatitis ini tidak ada yang [tercakup oleh vaksin], jadi ini benar-benar membingungkan pejabat kesehatan masyarakat pada saat ini," kata Kepala Koresponden Medis ABC News, Jennifer Ashton.

Di Indonesia, vaksin hepatitis yang dimasukkan program imunisasi dasar hanyalah vaksin hepatitis B.

4. Tidak terkait dengan Covid-19

Ashton mengatakan, pejabat kesehatan tidak percaya penyakit yang menjangkiti anak ini terkait dengan Covid-19 atau vaksin Covid-19.

"Saya baru saja berbicara dengan direktur CDC, Rochelle Walensky, pagi ini, ia ingin saya menekankan bahwa sebagian besar kasus ini terjadi pada anak-anak berusia 2-5 tahun,” ujarnya.

“Anak-anak ini, seperti yang kita semua tahu, tidak memenuhi syarat untuk vaksin Covid-19, jadi ini tidak ada hubungannya dengan vaksin,” tambah Ashton.

Baca juga: Cegah Hepatitis Akut pada Anak, Orangtua Harus Bagaimana?

5. Anak harus dibawa ke RS jika muncul gejala hepatitis akut misterius

Di Amerika Serikat, CDC telah menyarankan orangtua untuk mewaspadai beberapa gejala pada anaknya.

Seperti demam, kelelahan, mual, muntah, sakit perut, nyeri sendi, penyakit kuning atau menguningnya bagian putih mata atau kulit, dan perubahan dalam warna urin atau feses.

Jika salah satu dari gejala tersebut muncul, orangtua harus menghubungi dokter anak secepat mungkin.

Badan tersebut juga mendesak orangtua untuk memastikan anak mereka mengikuti semua vaksinasi dan mengikuti protokol keselamatan.

Yakni, sering mencuci tangan, menghindari orang yang sakit, menutupi batuk dan bersin, dan menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut.

Hal yang sama juga disarankan oleh dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI, dr. Hanifah Oswari, Sp. A.

Ia menekankan orangtua untuk langsung membawa anaknya ke fasilitas layanan kesehatan ketimbang menunggu gejalanya semakin berat.

“Karena kalau berat kita kehilangan momentum untuk bisa menolong lebih cepat," kata Hanifah dalam keteraangan resminya.

"Apalagi kalau sampai sudah terjadi penurunan kesadaran, maka kesempatan untuk menyelematkannya sangat kecil."

Baca juga: Ajari Anak Hidup Sehat demi Mencegah Hepatitis Akut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com