Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/06/2022, 12:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Metode studi ini melibatkan ibu dan bayi dalam tiga fase interaksi.

Pada fase bermain, ibu bermain dengan bayinya seperti biasa (seperti bernyanyi, berbicara, menyentuh).

Di fase diam, ibu diarahkan untuk tidak menyentuh atau berbicara dengan bayinya, dan memertahankan kontak mata sembari memasang wajah tanpa ekspresi sehingga bayi tertekan dan gelisah.

Sedangkan di fase reuni, para ibu diizinkan untuk bermain kembali dengan bayi yang sudah dalam kondisi tertekan.

Selama ketiga fase itu, tim peneliti mengecek kondisi ibu dan bayi dengan mengukur variabilitas detak jantung yang disebut aritmia sinus pernapasan atau respiratory sinus arrhythmia (RSA).

RSA merupakan indikator yang menunjukkan keadaan emosional seseorang.

Pada fase reuni, para peneliti mengamati pengukuran RSA ini untuk melihat adanya umpan balik dari sinyal detak jantung pada ibu dan bayi.

Kedua kelompok diuji sebanyak dua kali.

Dalam kelompok pertama atau kelompok ibu dan bayi yang sehat, tim Krzeczkowski menemukan, perubahan detak jantung ibu (diukur melalui pengukuran RSA) melewati bayi.

Ini menunjukkan, sang ibu-lah yang memimpin soothing dance atau tarian yang menenangkan, istilah yang disebut oleh Krzeczkowski.

Baca juga: Trik Atasi Anak Rewel Saat Mudik dengan Kendaraan Umum

Sebaliknya, pada kelompok ibu yang menderita depresi pascapersalinan, justru sang bayi yang memimpin "tarian menenangkan" itu.

Sinyal fisiologis ibu dengan depresi pascapersalinan baru membaik setelah menjalani terapi perilaku kognitif, sehingga mereka sama seperti ibu yang sehat.

Krzeczkowski mengatakan, temuan studi ini merupakan terobosan baru dalam sesuatu yang sudah lama menjadi titik buta di bidang ilmu saraf perilaku.

"Studi ini menunjukkan secara empiris untuk pertama kalinya, sinkronisasi fisiologis antara ibu dan bayi berperan dalam menenangkan bayi yang rewel," ungkap pria tersebut.

"Menangani PPD dengan terapi perilaku kognitif dapat memperbaiki pola sinkronisitas dan meningkatkan kemampuan ibu untuk menenangkan bayi yang rewel."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com