KOMPAS.com - Legalisasi cannabis atau ganja untuk kebutuhan medis di Indonesia tengah menjadi topik hangat yang sedang diperbincangkan belakangan ini.
Hal itu bemula ketika foto seorang ibu bernama Santi Warastuti yang sedang membawa papan di acara car free day di Bundaran HI, Jakarta Pusat, pada akhir pekan lalu viral melalui media sosial.
Ada pun papan yang dibawanya tersebut berisi sebuah keinginan untuk mendapatkan ganja medis yang diperuntukkan sebagai pengobatan bagi sang anak, yang kini sedang mengidap cerebral palsy atau kelumpuhan otak.
Baca juga: Mengenal Khasiat dan Risiko Ganja dalam Pengobatan Medis
Meskipun beberapa penelitian menyebutkan bahwa ganja medis dapat bermanfaat bagi sejumlah penyakit, tetapi pengkajian lebih lanjut masih tetap diperlukan untuk menentukan regulasinya.
Apalagi jika disalahgunakan, terutama untuk rekreasi, ganja bisa berbahaya dan dapat meningkatkan risiko kesehatan.
Menurut sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Open Respiratory Research, penggunaan ganja rekreasi dapat meningkatkan risiko perawatan di rumah sakit.
"Penggunaan ganja tidak separah dan juga tidak seaman yang diperkirakan orang-orang," kata penulis studi sekaligus asisten profesor di departemen kedokteran University of Toronto, Nicholas Vozoris.
"Studi kami menunjukkan bahwa penggunaan zat ini telah dikaitkan dengan hasil negatif yang serius, khususnya, meningkatkan kunjungan ke unit gawat darurat," sambung dia.
Studi tersebut melihat data kesehatan nasional untuk lebih dari 30.000 penduduk yang berusia antara 12 dan 65 tahun di Ontario, Kanada selama periode enam tahun.
Baca juga: Mengenal Ganja Medis dalam Pengobatan Pasien Cerebral Palsy
Hasilnya, jika dibandingkan dengan orang yang tidak menggunakan ganja, pengguna ganja 22 persen lebih mungkin mengunjungi unit gawat darurat atau dirawat di rumah sakit.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.