Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olahraga Picu Serangan Jantung, Ini Penjelasan Dokter

Kompas.com - 21/08/2022, 12:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada banyak kasus yang pernah kita dengar tentang bagaimana kegiatan olahraga memicu serangan jantung, hingga menyebabkan kematian.

Misalnya, ketika tren bersepeda memuncak di tengah masa pandemi Covid-19, ada sejumlah kejadian di mana pesepeda tiba-tiba ambruk dan lalu tewas.

Atau, jauh sebelum itu ada kasus-kasus di mana pesepakbola yang jatuh di lapangan, atau lemas setelah berolahraga, hingga akhirnya meninggal dunia.

Baca juga: Waspada Serangan Jantung di Usia Muda, Ini Cara Mencegahnya

Nah, berkaca dari banyak kasus tersebut, pantaskah jika disebut aktivitas olahraga adalah pemicu serangan jantung?

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Vito A. Damay. SpJP(K), M.Kes., AIFO-K, FIHA, FICA, FAsCC, meluruskan pandangan tersebut.

Kabar yang menyebutkan kalau olahraga berbahaya bagi kesehatan jantung memang sudah menyebar sejak lama dari mulut ke mulut.

Tidak mengherankan apabila sebagian orang mengurungkan niat berolahraga, meski pada awalnya sudah memiliki tekad untuk membiasakan hidup sehat.

Baca juga: Waspada, Generasi Rebahan Ternyata Berisiko Terkena Serangan Jantung

Dalam hal ini, dr. Vito mengatakan, anggapan olahraga memungkinkan seseorang terkena serangan jantung sebenarnya keliru.

Pasalnya, jantung manusia dianugerahi kemampuan yang kuat. Sehingga serangan jantung seharusnya tidak dijadikan alasan untuk tidak berolahraga.

"Kadang-kadang orang jalan pagi itu jarang-jarang. Mereka takut berolahraga terlalu kencang karena takut serangan jantung."

Hal tersebut dikatakan dr. Vito dalam Konferensi Pers Kick Off Indonesia Heart Bike 2022 yang digelar melalui Zoom, Sabtu (20/8/2022).

Baca juga: Perlu Tahu, Hubungan Depresi, Serangan Jantung, dan Olahraga

"Justru sebaliknya. Jantung itu kuat banget. Sebenarnya batasan jauh sekali," tambah dr. Vito.

Tidak medical check up

dr. Vito mengatakan, kalau pun ada kabar yang menyebutkan seseorang meninggal dunia setelah jatuh dan lemas ketika berolahraga, ini disebabkan karena korban sebelumnya tidak medical check up.

Faktor itulah yang membuat korban serangan jantung tidak mengetahui kondisi organ vitalnya mempunyai masalah yang membahayakan dirinya ketika berolahraga.

Baca juga: Rutin Makan Alpukat Kurangi Risiko Serangan Jantung

"Tapi, kok ada orang kolaps ketika bersepeda? Itu karena ia enggak tahu punya masalah jantung sebelumnya," ujar dr. Vito.

Dalam hal ini, dr. Vito menyampaikan, kondisi jantung bisa ditingkatkan kemampuannya namun tidak bisa dilakukan secara instan.

"Heart rate bisa dimaksimalkan. Kalau Anda atlet dan anda terlatih. Itu ada cara latihannya. Enggak tiba-tiba masuk grup WA klub sepeda langsung sepedaan 70 kilo," ujar dia.

Baca juga: Nyeri Dada di Malam Hari, Sakit Mag atau Serangan Jantung?

Karena alasan itulah, dr. Vito mengingatkan orang-orang supaya melakukan medical check up untuk memeriksakan kondisi jantung.

Dengan begitu olahraga bisa dilakukan secara tenang dan nyaman tanpa khawatir terkena serangan jantung.

"Mungkin klepnya udah bocor sebelumnya sehingga ia (korban serangan jantung) kolaps di tengah jalan. Jadi, bukan karena terlalu keras berolahraga," tegas dr. Vito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com