Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daddy Issue adalah Masalah Emosional Semua Orang, Kenali Gejalanya

Kompas.com - 27/08/2022, 21:00 WIB
Anya Dellanita,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bisa dikatakan, daddy issue adalah salah satu istilah yang cukup sering kita dengar saat ini.

Daddy issue adalah sebuah istilah informal yang merujuk pada orang-orang dengan kesulitan membentuk hubungan sehat saat dewasa akibat minimnya sosok ayah di hidup mereka.

Sebenarnya, terminologi daddy issue tidak tercantum dalam manual yang dipakai oleh pakar kesehatan dan cenderung digunakan sebagai cara untuk meremehkan perempuan.

Padahal, masalah daddy issue ini tidak memandang gender karena siapa pun bisa mengalaminya.

Baca juga: Daddy Issue, Penyebab dan Dampaknya pada Perilaku Seseorang

Daddy issue adalah masalah semua gender, kenali gejalanya

Pria maupun wanita bisa memiliki daddy issue tanpa disadari namun memengaruhi kehidupan mereka.

Hal ini sebenarnya bisa dikenali dengan tanda-tanda tertentu, misalnya:

  • Hanya tertarik pada pria yang lebih tua

Tanda seseorang mengalami daddy issue adalah hanya tertarik pada pria yang lebih tua.

Hal ini sebenarnya paling mudah dikenali dibandingkan gejala lainnya.

Jika kita memiliki hubungan yang buruk dengan ayah, tanpa sadar kita menginginkan sosok pria dewasa yang bisa menggantikan figur ayahnya, yang dapat melindungi dan menyayanginya.

Baca juga: “Daddy Issue”, Mengenali Ciri dan Mengatasinya

  • Mudah cemburu atau overprotective

Orang yang mengalami daddy issue juga biasanya akan tumbuh dengan mengalami anxious attachment style.

Artinya, ia selalu merasa khawatir takut ditinggalkan oleh pasangan.

Biasanya, mereka juga mudah cemburu hingga sering memeriksa ponsel pasangannya guna memastikan kekasihnya tidak selingkuh.

Jika dibiarkan, ini bisa mengganggu hubungan romantis seseorangd dengan pasangannya.

Karena itu, mereka yang mengalami daddy issue perlu belajar untuk mandiri secara emosional.

Baca juga: Punya Daddy Issue dan Melampiaskannya ke Pasangan? Bukan Itu Solusinya

  • Perlu terus merasa diakui

Ilustrasi pasangan sedang beradu mulut.our-team/ Freepik Ilustrasi pasangan sedang beradu mulut.
Seseorang dengan daddy issue biasanya sering membandingkan dirinya sendiri dengan mantan pacar pasangannya.

Bukan hanya itu, dia juga sering merasa tidak aman dan cemas, sehingga perlu terus “diakui” dan dihujani dengan kata-kata cinta dari pasangannya.

Tentu, ini bisa berpotensi membuat pasangan malah menjauh, yang makin mendorong ketakutan terbesar mereka yakni tidak diinginkan.

  • Memberi kesan bahwa dirinya hanya tertarik dengan hubungan seksual

Orang yang mengalami daddy issue biasanya merasa dicintai ketika melakukan hubungan seksual dengan orang lain.

Bahkan, terkadang mereka berani mengambil risiko tinggi hanya untuk memuaskan kebutuhannya sendiri.

Sayangnya, hubungan seksual bisa saja tidak didasari oleh cinta yang justru bisa membuat mereka yang mengalami daddy issue makin terluka.

Baca juga: Ramai soal Daddy Issue, Ini Penjelasan Psikolog

  • Takut sendiri

Orang yang mengalami daddy issue cenderung memilih tetap bertahan dalam hubungan tidak sehat dibandingkan menjomblo.

Tak jarang, mereka akan loncat dari satu hubungan ke hubungan lain tanpa melihat adanya kecocokan antara dirinya dan pasangannya sendiri.

Keadaan ini diperparah jika mengalami anxious attachment style yakni ketakutan akan hidup sendirian bisa mengurangi kemampuan mereka untuk mengembangkan identitas dirinya sendiri dan move on ke hubungan asmara yang sehat.

Baca juga: Pria Berumur Pilih Wanita Lebih Tua, Meski Berharap yang Muda

  • Sadar bahwa hubungannya dengan sang ayah tidak baik

Hari Ayah Nasional diperingati setiap 12 November. Memberikan ucapan Hari Ayah dan kado spesial bisa membuat momen ini jadi lebih spesial.SHUTTERSTOCK Hari Ayah Nasional diperingati setiap 12 November. Memberikan ucapan Hari Ayah dan kado spesial bisa membuat momen ini jadi lebih spesial.
Terakhir, seseorang yang mengalami daddy issue umumnya sadar bahwa hubungannya dengan ayahnya tidak baik.

Baik karena pernah disakiti secara emosional, fisik, atau seksual, hingga tidak merasakan kehadiran sosok seorang ayah di hidupnya.

Jika sudah begini, artinya mereka perlu pengobatan.

Apa yang harus dilakukan?

Jika orang terdekat atau diri sendiri mengalami beberapa tanda daddy issue, sebaiknya segera minta bantuan dari konselor atau terapis resmi untuk menyembuhkan “luka” itu.

Perlu diingat, kita memang tidak bisa mengubah masa lalu yang sudah dilalui.

Namun kita dapat mengubah cara kita memandang diri sendiri, masa depan, dan dapat menemukan orang-orang baru yang benar-benar menyayangi secara ikhlas.

Baca juga: Studi: Wanita Terpikat pada Pria yang Ingin Menjadi Ayah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com