Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agung Setiyo Wibowo
Author

Konsultan, self-discovery coach, & trainer yang telah menulis 28 buku best seller. Cofounder & Chief Editor Kampusgw.com yang kerap kali menjadi pembicara pada beragam topik di kota-kota populer di Asia-Pasifik seperti Jakarta, Singapura, Kuala Lumpur, Manila, Bangkok, Dubai, dan New Delhi. Founder & Host The Grandsaint Show yang pernah masuk dalam Top 101 podcast kategori Self-Improvement di Apple Podcasts Indonesia versi Podstatus.com pada tahun 2021.

Seni Menyadari Panggilan Hidup

Kompas.com - 02/09/2022, 11:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kabar baiknya dewasa ini ada begitu banyak platform berbayar maupun gratisan yang membantu kita menemukan "harta karun" nan bersemayam di dalam diri kita.

Kelima, menjadi versi terbaik diri sendiri. Salah satu kesalahan terbesar kita adalah membanding-bandingkan pencapaian diri sendiri dengan orang lain.

Untuk menyadari panggilan hidup kita perlu menjadi versi terbaik diri sendiri. Yang perlu kita bandingkan adalah pencapaian diri kita hari ini dengan kemarin. Jika kita telah mencapai progress, itu artinya kita telah melewati proses. Karena sesungguhnya sukses itu adalah perjalanan -- bukan tujuan akhir.

Keenam, mengikuti life values. Setiap orang tentu memiliki nilai-nilai hidup yang menjadi "pegangan". Oleh karena itu, tak ada salahnya kita menjadikan nilai-nilai inti diri kita sebagai pedoman untuk menyadari dan menjalani panggilan hidup.

Apa yang kita anggap penting dalam hidup? Apa yang ingin kita perjuangkan dalam hidup? Dua pertanyaan sederhana ini bisa menjadi "pancingan" untuk mengikuti apa yang benar-benar kita inginkan di sisa hidup kita.

Ketujuh, menikmati proses. Salah satu fenomena generasi muda dewasa ini adalah ingin berlomba-lomba untuk mencapai apa yang dinamakan dengan kesuksesan. Tidak salah memang.

Namun, yang sering terlupakan adalah kita lupa dengan proses atau perjalanan dalam upaya menemukan hingga menjalani panggilan hidup. Setiap orang memiliki orbit masing-masing. Asalkan kita terus bergerak, kita tak perlu merisaukan apa yang ada di depan dan tak perlu menyesali apa yang telah terjadi.

Kita hanya perlu menghadapi apapun pengalaman yang ditawarkan hidup se-apa-adanya.

Masing-masing dari kita memiliki mimpi, ambisi, dan hal-hal yang ingin kita capai dalam hidup ini. Masalahnya adalah, kebanyakan orang tidak mengukir waktu dan ruang untuk memahami tujuan atau panggilan mereka dalam karier mereka.

Ratusan juta orang di seluruh dunia merasa tidak puas dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tak terhitung masyarakat Indonesia yang bekerja tidak bahagia dengan pekerjaan mereka saat ini.

Bahkan menurut hasil berbagai riset, 25 persen  orang yang merasa yakin bahwa mereka mengetahui panggilan hidupnya. Sisanya mengatakan mereka tidak yakin atau tidak tahu.

Banyak orang begitu terpaku pada harapan kita tentang seperti apa hidup itu seharusnya. Yang lebih miris, tidak sedikit memilih "default" untuk mengikuti jalan yang ditetapkan masyarakat untuk mereka.

Kabar baiknya, saat kita memutuskan untuk mengambil tindakan dan menemukan panggilan; menjalani kehidupan impian kita lebih mudah daripada yang kita pikirkan.

Akhir kata, tak ada waktu terlambat untuk menyadari panggilan hidup. Karena setiap orang memiliki "linimasa" masing-masing.

Sebagaimana kutipan dari Profesor Rando Kim dari Seoul National University dalam bukunya Time of Your Life:  "Setiap bunga akan mekar ketika saatnya tiba; forsythia, kamelia, dan bunga-bunga lain. Bebungaan itu tahu kapan mereka akan mekar; tidak seperti kebanyakan dari kita yang selalu ingin mendahului yang lain.

Apakah kamu merasa tertinggal dari teman-temanmu? Apakah kamu merasa telah menyia-nyiakan waktu sementara teman-temanmu mulai melangkah menuju kesuksesan? Jika kamu berpikir demikian, ingatlah bahwa kamu memiliki masa mekarmu sendiri, begitu juga dengan teman-temanmu. Musimmu belum datang.

Namun, ia pasti akan datang ketika kuncupmu terbuka. Mungkin kuncup itu mekar lebih lama dari yang lain, tetapi ketika sampai pada waktunya, kamu akan mekar dengan begitu indah dan menawan seperti bebungaan lain yang telah mekar sebelum dirimu.

Jadi, angkatlah kepalamu dan bersiaplah menyambut musimmu. Ingat, kamu begitu menakjubkan!"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com