Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip masih aktif dalam berbagai aktivitas publik hingga di akhir usianya.
Keduanya menunjukkan kebugaran fisik tubuhnya sekaligus kondisi mentalnya yang tergolong stabil, meskipun memiliki banyak tanggung jawab.
Hal ini sesuai dengan riset yang menyatakan jika kemitraan jangka panjang seperti pernikahan mencegah masalah kesehatan mental.
Dalam tulisannya tahun 1897, sosiolog Perancis, Emile Durkheim menyatakan pernikahan dapat mencegah dari bunuh diri, meskipun temuan ini lebih menonjol di antara pria daripada wanita.
Baca juga: Pernikahan Ratu Inggris dan Pangeran Philip Pernah 63 Kali Hampir Bercerai
Penelitian lintas budaya menunjukkan bahwa hal ini masih berlaku, dengan peningkatan insiden depresi berat, gangguan obsesif-kompulsif, dan bunuh diri yang tercatat di Korea Selatan di antara individu yang tetap melajang di luar usia rata-rata pernikahan pada populasi umum.
Analisis yang lebih baru selama pandemi Covid-19 menunjukkan manfaat psikologis dari pernikahan adalah protektif terhadap efek tekanan terkait pandemi, termasuk ketidakamanan finansial yang tidak dapat diprediksi.
Hanya saja, tidak semua pernikahan berjalan dengan baik sehingga dapat memberikan manfaat bagi pasangan yang terlibat.
Keterikatan tersebut tak akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental seseorang tanpa rasa persahabatan dan afiliasi mendalam yang sesuai yang sering menyertainya.
Pernikahan juga bukan satu-satunya cara untuk mengembangkan keintiman sosial.
Meski demikian, kita bisa belajar bahwa kerjasama penuh kasih sayang dalam pernikahan, seperti ditunjukkan Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip, memberikan banyak manfaat untuk fisik maupun mental kita.
Baca juga: Cabbage, Nama Panggilan Ratu Elizabeth II dari Pangeran Philip
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.