Saya meminta bantuan psikolog, hypnotherapist, career coach, dan konselor untuk memberikan nasihat kepada saya.
Dengan mempertimbangkan kekuatan, minat, bakat, keterampilan, dan passion; Sabbatical menjadi titik balik yang memandu saya untuk menyadari panggilan hidup.
Berkat Sabbatical, saya semakin yakin dengan peta jalan atau '"cetak biru" karier di masa depan.
Keempat, memberikan perspektif baru. Sabbatical menawarkan waktu yang lebih panjang untuk bereksplorasi.
Dalam konteks saya; dengan mencoba berbagai hal baru, bertemu dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, menjadi sukarelawan, traveling ke pulau-pulau terpencil yang jauh dari keriuhan megapolitan seperti Jakarta menyadarkan saya pentingnya hidup yang bermakna.
Cara pandang saya melihat dunia berubah drastis. Saya menjadi semakin menyadari apa yang benar-benar membuat saya bahagia dan bermakna -- bukan sekadar meraih keberhasilan semua di dunia yang fana ini.
Kelima, mengajarkan hakikat hidup. Jika ada ungkapan, "Pengalaman itu tidak bisa dinilai dengan uang", saya sangat mengamininya.
Kebanyakan orang di dunia ini mengejar cuan untuk bisa membeli barang-barang bermerek, jalan-jalan ke berbagai belahan dunia, meraih popularitas atau kedudukan tertentu.
Tidak ada yang salah memang menjadi manusia seperti itu. Namun yang keliru adalah ketika kebanyakan dari kita menunggu semua itu tercapai sebagai syarat untuk berbahagia.
Padahal kebahagiaan itu tanpa syarat alias tidak ditentukan oleh apa yang ada di luar diri kita.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.