Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agung Setiyo Wibowo
Author

Konsultan, self-discovery coach, & trainer yang telah menulis 28 buku best seller. Cofounder & Chief Editor Kampusgw.com yang kerap kali menjadi pembicara pada beragam topik di kota-kota populer di Asia-Pasifik seperti Jakarta, Singapura, Kuala Lumpur, Manila, Bangkok, Dubai, dan New Delhi. Founder & Host The Grandsaint Show yang pernah masuk dalam Top 101 podcast kategori Self-Improvement di Apple Podcasts Indonesia versi Podstatus.com pada tahun 2021.

Mengapa Sabbatical Penting?

Kompas.com - 12/09/2022, 15:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Saya meminta bantuan psikolog, hypnotherapist, career coach, dan konselor untuk memberikan nasihat kepada saya.

Dengan mempertimbangkan kekuatan, minat, bakat, keterampilan, dan passion; Sabbatical menjadi titik balik yang memandu saya untuk menyadari panggilan hidup.

Berkat Sabbatical, saya semakin yakin dengan peta jalan atau '"cetak biru" karier di masa depan.

Keempat, memberikan perspektif baru. Sabbatical menawarkan waktu yang lebih panjang untuk bereksplorasi.

Dalam konteks saya; dengan mencoba berbagai hal baru, bertemu dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, menjadi sukarelawan, traveling ke pulau-pulau terpencil yang jauh dari keriuhan megapolitan seperti Jakarta menyadarkan saya pentingnya hidup yang bermakna.

Cara pandang saya melihat dunia berubah drastis. Saya menjadi semakin menyadari apa yang benar-benar membuat saya bahagia dan bermakna -- bukan sekadar meraih keberhasilan semua di dunia yang fana ini.

Kelima, mengajarkan hakikat hidup. Jika ada ungkapan, "Pengalaman itu tidak bisa dinilai dengan uang", saya sangat mengamininya.

Kebanyakan orang di dunia ini mengejar cuan untuk bisa membeli barang-barang bermerek, jalan-jalan ke berbagai belahan dunia, meraih popularitas atau kedudukan tertentu.

Tidak ada yang salah memang menjadi manusia seperti itu. Namun yang keliru adalah ketika kebanyakan dari kita menunggu semua itu tercapai sebagai syarat untuk berbahagia.

Padahal kebahagiaan itu tanpa syarat alias tidak ditentukan oleh apa yang ada di luar diri kita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com