Minyak ini mengandung asam lemak yang bisa menghambat enzim pada sel bakteri. Jadi, bakteri pun tidak dapat bertahan lama.
Asam lemak ini pun membuat bakteri menjadi tidak stabil dan akhirnya rusak.
Sebuah penelitian menemukan bahwa minyak kemiri bisa menghambat bakteri Staphylococcus aureus atau bakteri penyebab berbagai penyakit kulit akibat infeksi seperti impetigo dan infeksi kulit berat lainnya.
Tak hanya kaya akan kalium, kemiri juga mengandung fosfor dan kalsium yang tinggi.
Keduanya berperan penting dalam menjaga kesehatan, serta kekuatan tulang dan gigi. Fosfor juga dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan energi.
Asam oleat dalam minyak kemiri juga dapat mengatasi diare dengan cara mengurangi frekuensi buang air besar.
Kendati demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan apakah minyak kemiri benar-benar efektif dalam mengatasi masalah diare.
Baca juga: 3 Cara Sederhana Sembuhkan Diare Tanpa Obat
Meskipun minyak kemiri lembut dan bernutrisi, secara teknis minyak ini berasal dari biji kacang yang kemungkinan besar bisa menimbulkan reaksi pada orang-orang yang memiliki alergi kacang.
Menurut Karp, ada kemungkinan seseorang sensitif terhadap minyak, terutama yang terbuat dari kacang.
"Jika Anda melihat kulit teriritasi atau gatal setelah menggunakan minyak kemiri, saya sarankan untuk segera menghentikan penggunaannya," saran Karp.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.