Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/05/2024, 10:09 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Memiliki kuku yang panjang dan kuat bisa membuat kamu merasa cantik dan sexy. Itu sebabnya banyak orang menggunakan produk perawatan kuku. Namun jika kuku aslimu tidak bcukup indah, kamu mungkin mempertimbangkan untuk memakai kuku akrilik.

Kuku akrilik telah ada lebih lama dibandingkan produk perpanjangan kuku berupa gel dan celup yang semakin populer,” kata dokter kulit Amy Kassouf, MD. “Tetapi jenis ini mempunyai beberapa risiko.”

Meskipun kuku akrilik memberikan kesan kuku yang kuat dan sehat, namun ia dapat merusak kulit, kuku, dan kesehatan secara umum. Zat dalam kuku akrilik bisa membuat kuku asli semakin tipis dan lemah. Ditambah lagi, bahan kimia yang digunakan untuk mengaplikasikan dan mencabut kuku dapat mengiritasi kulit.

Baca juga: Apa Itu Nail Art? Seni Menghias Kuku yang Lagi Tren di Kecantikan

Apa itu kuku akrilik?

Akrilik adalah salah satu jenis kuku palsu yang dibentuk dari pasta kimia yang terbuat dari bahan bubuk dan cair. Campuran tersebut menempel pada kuku dan dapat dibentuk sesuai keinginan. Setelah paparan udara mengeraskan kuku akrilik, kuku tersebut dapat dikikir dan dipoles.

“Kuku alami kita terdiri dari pelat atas dan pelat bawah yang menempel pada kulit di bawahnya (landasan kuku),” jelas Dr. Kassouf. “Mengasarkan pelat atas memungkinkan lapisan akrilik menyatu. Setelah lapisannya mengeras, kuku akan menjadi sangat kaku dan kuat.”

Satu set kuku akrilik bisa bertahan hingga delapan minggu. Tapi tetap harus dirawat. Saat kuku alami tumbuh dan lapisan akrilik menjauh dari kutikula, kita memerlukan perbaikan atau “pengisian” setiap dua hingga tiga minggu. Seorang teknisi kuku akan menambahkan akrilik pada celah antara akrilik dan kutikula.

Mengisi secara teratur dapat:

  • Memperpanjang umur akrilik
  • Menjaga agar kuku akrilik tidak terpisah dari kuku asli 

Apakah kuku akrilik buruk bagi kesehatan?

Kuku akrilik dapat menimbulkan efek samping yang tidak sehat. Namun tidak semua orang yang memakainya akan mengalami masalah.

Ketahui risiko yang terkait dengan akrilik sehingga kamu dapat mengidentifikasi masalah kesehatan dengan cepat. Kuku akrilik dapat:

1. Memicu alergi dermatitis kontak 

LBanyak orang hidup dengan dermatitis kontak alergi (ACD), suatu reaksi atau kepekaan terhadap zat tertentu yang menyentuh kulit mereka. Akrilat, bahan yang membantu mengeraskan kuku akrilik, umumnya dikaitkan dengan ACD.

Monomer akrilik, yaitu molekul kecil pada lapisan akrilik, dapat menyebabkan reaksi pada kulit di sekitar kuku, antara lain:

  • Retak atau terkelupas.
  • Kekeringan.
  • Gatal.
  • Kemerahan.

Namun Dr. Kassouf mengatakan kelopak mata mungkin merupakan tempat pertama yang terdampak  ACD.

“Kelopak mata adalah kulit tertipis di tubuh kita, jadi kita lebih mungkin mendapatkan reaksi awal pada kelopak mata dibandingkan dengan kulit yang lebih tebal di sekitar kuku,” catatnya.

Baca juga: 6 Kenampakan Kuku yang Bisa Menunjukkan Kondisi Kesehatan

2. Menyebabkan kuku rapuh dan melemah

Proses mengaplikasikan dan menghilangkan akrilik bisa sama berbahayanya, atau bahkan lebih berbahaya, dibandingkan dengan akrilik itu sendiri.

Kerusakan kuku saat aplikasi terjadi karena:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com