Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/09/2022, 05:05 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pernahkah kamu mengalami "ketindihan" saat tidur?

Pada seseorang yang ketindihan ketika tidur, mereka sudah dalam kondisi sadar namun badan terasa kaku, dada sesak, dan tidak mampu membuka mata. Hal ini dinamakan kelumpuhan tidur (sleep paralysis).

Sleep paralysis sering dikaitkan dengan kejadian mistis karena ketindihan makhluk halus.

Beberapa orang yang berada dalam kondisi sleep paralysis melihat seolah-olah ada bayangan hitam di depan mereka, walau faktanya tidak ada.

Jadi, apa itu sleep paralysis? Benarkah ada hubungannya dengan kejadian mistis?

Baca juga: 8 Cara Terhindar dari Ketindihan Saat Tidur

Definisi sleep paralysis

Sleep paralysis adalah kondisi di mana seseorang merasa sadar namun tidak bisa bergerak, yang terjadi ketika mereka melewati tahapan antara terjaga dan tidur.

Selama masa transisi itu, kita tidak dapat bergerak atau berbicara selama beberapa detik hingga beberapa menit. Sebagian orang bahkan merasakan tekanan atau tercekik.

Sleep paralysis bisa terjadi bersamaan dengan gangguan tidur lain seperti narkolepsi, kebutuhan yang sangat kuat untuk tidur akibat masalah pada kemampuan otak yang mengatur jadwal tidur.

Kapan sleep paralysis terjadi?

Ketindihan atau kelumpuhan yang dialami saat kita tertidur dikenal sebagai hypnagogic atau predormital sleep paralysis.

Jika terjadi saat kita ingin bangun tidur, itu disebut hypnopompic atau postdormital sleep paralysis.

Proses hypnagogic sleep paralysis

Saat tertidur, tubuh kita akan menjadi rileks secara perlahan. Kesadaran mulai berkurang, sehingga kita tidak menyadari perubahan pada tubuh.

Namun, jika kita tetap tersadar saat tidur, kemungkinan kita tidak dapat bergerak atau berbicara.

Proses hypnopompic sleep paralysis

Selama tidur, tubuh beralih antara tidur REM (rapid eye movement) dan tidur non-REM. Satu siklus tidur REM dan tidur non-REM berlangsung sekitar 90 menit.

Tidur non-REM terjadi lebih dulu selama lebih kurang 75 persen dari total waktu tidur kita. Dalam siklus ini, tubuh menjadi rileks dan memulihkan diri.

Setelah akhir siklus tersebut, kita memasuki tidur REM di mana mata bergerak cepat dan mengalami mimpi, sedangkan otot-otot tidak diaktifkan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com