KOMPAS.com - Stunting menjadi topik yang masih hangat diperbincangkan orangtua lantaran dampak buruknya bagi perkembangan anak.
Kondisi tersebut wajib diwaspadai orangtua mana pun karena angka prevalensi stunting di Indonesia terbilang tinggi -walau mengalami penurunan.
Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) menunjukkan bahwa anak di Indonesia yang terkena stunting mencapai 24,4 persen pada tahun 2021.
Itu artinya, 1 dari 4 anak di Indonesia mengalami stunting dan kondisi ini berbahaya bagi perkembangan anak seiring pertambahan usia.
Tingginya angka prevalensi stunting secara nasional telah mendapat perhatian dari Pemerintah selama lima tahun ke belakang.
Sampai-sampai, Pemerintah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) untuk menurunkan persentase stunting dari tahun ke tahun.
Walau stunting mengancam masa depan anak, tidak banyak orangtua yang memahami apa itu stunting, dan penyebabnya pada buah hati mereka.
Untuk masalah ini, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), menjelaskan apa itu stunting.
Ia menerangkan, secara sederhana stunting adalah perawakan pendek yang disebabkan oleh faktor malnutrisi atau infeksi kronik.
"Masalah stunting ini masih hot topic di (negara) kita," kata dr. Piprim dalam Virtual Press Conference: Parenthood Institute by PrimaKu, Kamis (10/11/2022).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.