Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Minim Efek Samping, Berikut 5 Alat Kontrasepsi yang Efektif Atur Jarak Kehamilan

Kompas.com, 18 November 2022, 17:23 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Bagi pasangan suami-istri, mengatur jarak kehamilan merupakan hal penting dalam perencanaan keluarga.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kehamilan idealnya berjarak antara 18 sampai 24 bulan dari persalinan sebelumnya.

Sementara itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyarankan kehamilan berjarak tiga tahun dari persalinan sebelumnya.

Salah satu cara efektif untuk mengatur jarak kehamilan adalah penggunaan alat kontrasepsi. Saat ini, terdapat beragam jenis alat kontrasepsi yang bisa dipilih oleh pasangan suami-istri.

Beberapa di antaranya pun memiliki tingkat efektivitas tinggi dan minim efek samping. Berikut adalah ulasannya.

1. Pil KB

Pil keluarga berencana berencana (KB) merupakan salah satu alat kontrasepsi paling umum di Indonesia.

Dengan harga terjangkau, alat kontrasepsi itu memiliki tingkat keefektifan hingga 98 persen. Kekurangannya, pil ini harus dikonsumsi setiap hari agar memberikan hasil optimal.

2. Kondom pria

Kondom merupakan alat kontrasepsi berbahan lateks yang berfungsi menghalangi sperma mencapai sel telur.

Beberapa keunggulan alat kontrasepsi tersebut adalah harganya terjangkau serta mudah digunakan dan didapatkan di toko atau apotek.

Baca juga: Apakah Tujuan Menikah adalah Mencari Kebahagiaan Saja?

Namun, jika tidak digunakan secara tepat, tingkat kegagalan kondom pria dapat mencapai 15 persen. Alat kontrasepsi ini pun hanya bisa sekali digunakan dan harus diganti setiap ejakulasi.

3. Suntik KB

Suntik KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang efektif dan praktis. Pasalnya, penggunaan kontrasepsi ini tidak perlu pengulangan setiap hari.

Berdasarkan periode penggunaan, terdapat dua jenis suntik KB, yaitu suntik KB yang dilakukan setiap tiga bulan dan satu bulan.

Tingkat kegagalan alat kontrasepsi itu pun kurang dari 1 persen. Namun, harga suntik KB relatif lebih mahal jika dibandingkan pil KB.

4. IUD

Intrauterine device (IUD) merupakan alat kontrasepsi berbahan plastik yang menyerupai huruf T. Alat ini diletakkan di dalam rahim.

Sebagai informasi, terdapat dua jenis IUD, yakni IUD yang terbuat dari tembaga dan dapat bertahan hingga 10 tahun serta IUD yang mengandung hormon dan perlu diganti setiap 5 tahun.

Kelebihan IUD adalah tidak memerlukan perawatan rumit dan lebih tahan lama. Namun, IUD jenis tembaga berisiko menyebabkan haid tidak lancar. Selain itu, biaya IUD juga lebih mahal jika dibandingkan jenis alat kontrasepsi lain.

5. KB implan

KB implan atau susuk merupakan salah satu alat kontrasepsi dengan tingkat efektivitas tinggi dengan tingkat kegagalan kurang dari 1 persen. Meski demikian, jenis kontrasepsi ini relatif lebih mahal jika dibandingkan alat kontrasepsi lain.

Berukuran kecil, seperti batang korek api, KB implan digunakan dengan cara dimasukkan ke bagian bawah kulit, biasanya pada lengan bagian atas. Alat kontrasepsi ini bekerja dengan cara mengeluarkan hormon progestin atau progestogen secara perlahan.

Adapun KB implan umumnya memiliki masa pakai selama tiga tahun.

Itulah lima alat kontrasepsi dengan tingkat efektivitas tinggi dan minim efek samping yang dapat membantu pasangan suami-istri untuk mengatur jarak kehamilan.

Baca juga: 10 Daftar Persiapan Pernikahan Wajib Calon Pengantin

Sebagai informasi, mengatur jarak kehamilan dapat memberikan beragam manfaat, seperti mengoptimalkan tumbuh kembang anak, membuat anak mendapatkan bonding yang ideal dengan orangtua, serta menjaga kesehatan fisik dan psikis orangtua.

Selain itu, mengatur jarak kehamilan juga menjadi salah satu upaya orangtua dalam mempersiapkan kondisi keuangan bagi masa depan anak.

Demi menciptakan Generasi Bersih dan Sehat (Genbest), mengatur jarak kehamilan juga dapat menghindari risiko penyakit, termasuk stunting, pada anak.

Stunting memiliki dampak bagi gangguan tumbuh kembang yang akan memengaruhi masa depan anak. Misalnya, ukuran tubuh yang pendek, serta tingkat kecerdasan rendah sehingga sulit mendapat kesempatan kerja yang layak.

Anak yang mengalami stunting juga mudah sakit karena memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Oleh sebab itu, banyaknya dampak negatif membuat stunting perlu diatasi dengan baik. Salah satunya, dengan menjaga jarak kehamilan.

Sebagai informasi, prevalensi stunting di Indonesia mencapai angka 27,6 persen pada 2019. Upaya seluruh pihak diharapkan bisa menekan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024.

Informasi selengkapnya mengenai pencegahan stunting serta kesehatan keluarga, termasuk remaja putri, bayi, dan ibu hamil, bisa Genbest temukan melalui laman https://genbest.id/.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang


Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau